Skip to main content

Belanda Mengubah Pertanyaan Menjadi Penghasilan


     Mari kita renungkan, kapankah kita terakhir kali bertanya? Ketika kita tersesat di jalankah? Kebanyakan dari kita merasa malas untuk bertanya meskipun kita mempunyai kesempatan, misalnya saat berada di kelas bersama guru/dosen. Kondisi ini berbanding terbalik dengan orang-orang Belanda yang senang bertanya, baik itu pada diri sendiri, orang lain, ataupun ketika melihat kondisi sekelilingnya. Mereka telah dibiasakan untuk memiliki rasa keingintahuan sejak kecil dan ketika mengenyam pendidikan. 
 
     Ketika kita sedang makan bersama teman, keluarga, atau pacar, dan tiba-tiba mereka meninggalkan meja makan padahal kita belum selesai makan, pasti kita merasa tidak enak. Hal itu dirasakan juga oleh seorang desainer muda lulusan School of Arts di Breda, Marleen Jansen. Dia memikirkan bagaimana agar ketika kita sedang makan bersama seseorang, orang itu tidak meninggalkan meja makan terlebih dahulu? Lalu lahirlah ide untuk membuat 'Tafelwip', sebuah meja makan yang terintegrasi dengan kursi berbentuk jungkat-jungkit seperti sebuah permainan di Taman Kanak-kanak. Kita harus makan berdua dan menyeimbangkan beban. Jika salah seorang pergi, tentu akan menjadi tidak seimbang dan kita tidak bisa makan di meja makan ini. 
 
     Seorang desainer Belanda lainnya yang bernama Marco Manders bertanya pada dirinya sendiri, mengapa di Belanda ketika kita ingin duduk di kursi taman, kita sulit menemukan kursi yang kering dan bersih? Dia berusaha keras untuk menciptakan jawaban dari pertanyaannya sendiri dan terinspirasi dari bunga nasional Belanda, maka lahirnya Tulpi. Kursi menyerupai tulip yang akan selalu kering meski disimpan di tempat terbuka, mudah dibersihkan, terbuat dari polythene yang 100% dapat didaur ulang dan anti bakteri. Tulpi dapat berputar 360° dan tersedia dalam berbagai warna seperti halnya bunga tulip. Kini Tulpi sudah tersedia di Jepang dan Rusia. 

 
     Lain halnya dengan Marijn Beije, untuk mengerjakan proyek kelulusannya dari Design Academy Eindhoven, terbersit dalam pikirannya bahwa di Belanda ada banyak taman tetapi tidak terlalu banyak orang yang keluar dan menikmati alam. Bagaimana cara membuat alam lebih menarik bagi manusia? Dari pertanyaannya itu, terciptalah Free Floating. Sebuah pondok mini terapung yang dirancang dan dibangun untuk pengunjung taman. Dengan Free Floating ciptaannya, Marijn ingin membuat alam lebih menarik untuk masyarakat umum dan dia ingin berusaha membuat orang keluar dari rumahnya, jauh dari TV dan gagdet mereka sehingga mereka lebih menghargai alam. Dalam satu unit Free Floating terdapat dua tempat tidur yang langsung menghadap ke alam, dek, kamar mandi, dan menara pengintai yang cukup tinggi untuk melihat burung-burung dari sana. Kini Free Floating sudah diproduksi dan dijual untuk umum.




 
      Banyak orang kreatif Belanda yang menciptakan suatu karya unik dan inovatif berdasarkan pertanyaan yang muncul dalam diri sendiri, terhadap orang lain dan lingkungan sekitar. Dalam hal ini sistem pendidikan Belanda dengan kurikulum problem-based learning system yang melatih siswa untuk menganalisis dan memecahkan masalah secara mandiri disertai dengan interaksi antarsiswa berperan penting. Pemerintah juga mendorong lembaga pendidikan untuk memasukkan 'keterampilan kewirausahaan' dalam kurikulum mereka sehingga dengan ide kreatif dan keterampilan yang mereka miliki, mereka diharapkan berwirausaha. 1 dari 8 orang di Belanda adalah wirausahawan. Itulah cara Belanda mampu mengubah pertanyaan menjadi penghasilan melalui produk inovatif yang mereka hasilkan yang dijual tak hanya di Belanda tetapi ke seluruh dunia.
References:
http://www.pill-a.com/wp/marleen-jansen/
http://www.marijnbeije.nl/
http://www.forumdesforums.com/modules/news/article.php?storyid=58549 
http://www.brainyquote.com/
http://www.tulpi.nl/
http://www.nuffic.nl/international-students/dutch-education/dutch-way-of-teaching
http://www.government.nl/ministries/eleni
http://www.businessinsider.com/most-creative-countries-in-the-world-2011-10#16-germany-1

Comments

Popular posts from this blog

15 Maret 2012, Saya Sidang Skripsi dan Menjadi Sarjana!

Seminggu sebelumnya... Saya, Mela, Bunga, Sheira dan Nene (Elia) sedang jalan kaki di gerbang UNPAD hendak keluar dari kampus. Tiba-tiba Sheira teriak : « Ayy, nih telepon dari Icha ! ». Lalu saya ambil handphone Sheira dan mendengarkan suatu kabar yang sangat mengangetkan bagi saya : « Rick, jadwal sidang kita dimajuin ! Jadi tanggal 15 ! », kata Icha. Perasaan saya bercampur aduk, sangat kaget sekaligus senang ! Ketika saya lihat handphone saya, ternyata ada miss called dari Icha. Saya kaget karena dua hari sebelumnya saya pasang status di Facebook « Ya Allah, semoga Kau memberikan kado terindah untuk ulang tahun saya di tahun ini. » Saya tersadar, mungkin itulah jawaban dari Tuhan. Seharusnya saya dan Icha sidang tanggal 28 Maret tetapi dimajukan 2 minggu jadi tanggal 15. Saya lalu menyelesaikan dengan cepat semua bagian skripsi yang belum selesai seperti daftar isi, sinopsis, belum lagi ditambah revisian dari pembimbing kedua. Pada hari Jumat tanggal 9 Maret saya menyebar

Belajar dari Kesuksesan Pocari Sweat!

Siapa sih yang ga kenal Pocari Sweat ? Ya, minuman isotonik itu sekarang udah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Minuman ini adalah pelopor minuman isotonik di negara asalnya Jepang dan di Indonesia. Tau ga sih kalo ternyata Pocari Sweat itu waktu awal produksinya mengalami kegagalan dan penolakan oleh masyarakat? Gimana sih asal mula diproduksinya minuman ini? Penasaran kan? Coba deh liat video di bawah ini. Dengan alur cerita yang sederhana tapi menarik, pasti kalian bisa ngerti asal mula minuman ini tercipta sampe keberhasilannya sekarang. Kita juga bakal dapet banyak pengetahuan dari video ini.    Gimana? Dah ditonton kan videonya? Inspiratif banget ya videonya! Ga nyangka juga kan ternyata Pocari Sweat muncul dari ide "cairan infus yang bisa diminum" untuk mengganti cairan tubuh yang hilang melalui keringat ketika kita beraktivitas dan ternyata Pocari Sweat mendapatkan kesuksesan dengan cara yang ga gampang.   Hikmah yang bisa saya petik dari video itu a

Sastra Perancis UNPAD

Aku sekarang kuliah di jurusan sastra Perancis UNPAD.Mungkin kebanyakan orang berpikir sastra itu mudah...Tapi kenyataannya tidak. Ilmu dari segala ilmu adalah filsafat, setelah itu dibawahnya adalah logika, dan dibawahnya adalah sastra, setelah itu lalu cabang-cabang ilmu lainnya.Untuk mendapatkan gelar doktor di jurusan sastra sangatlah sulit, tidak semudah jurusan kedokteran, psikologi, ekonomi atau ilmu2 lainnya. Sastra tidak sekedar mempelajari bahasa, tapi lebih dari itu. Ketika aku ingin memilih jurusan untuk SPMB, aku putuskan memilih sastra Perancis UNPAD di pilihan kedua karena aku sangat ingin bisa berbahasa Perancis, bahasa yang sangat romantis dan elegan menurutku. Tapi Om ku berkata, "les aja bahasa Perancis kalo mau bisa bahasanya." tapi aku juga ingin mempelajari kebudayaan dan sejarah Perancis, sebuah negara yang punya pengaruh besar di Eropa dan dunia. Dan yang ibukotanya menjadi pusat mode dunia dan mempunyai ikon yang populer, menara Eiffel. Seka