Sebagai pemenang Kompetiblog 2012,
saya dan Nurlela diberi pilihan 4 program studi yaitu « Dutch Culture & Identity », « Dutch History & Art », « European Politics & Economy », dan “European Culture & Identities”. Tahun sebelumnya hanya diberi
dua pilihan, yaitu dua program pertama yang saya sebutkan di atas. Setelah
dipikirkan baik-baik, akhirnya saya memutuskan untuk memilih « European Politics & Economy » ! Meskipun dari judulnya
sepertinya bakal susah, tapi saya tetep niat pilih program ini soalnya setelah
ngeliat jadwal dan program lengkap per harinya, di kelas itu bakalan ada
kunjungan ke Brussels, Belgia tepatnya ke NATO’s
headquarters (Markas NATO) dan European
Parliament (Parlemen Eropa). Kapan lagi saya bisa ngunjungin kedua markas
penting di dunia itu? Mungkin kesempatan ini bakalan jadi kesempatan pertama
dan satu-satunya dalam hidup saya, dan kesempatan itu bakalan saya ceritain di
postingan berikutnya! :p
Selain karena alasan itu,
sebenernya saya juga suka banget ma politik Indonesia maupun dunia dan selalu
ngikutin perkembangannya lewat TV or internet jadi ya kenapa ngga saya pilih
program Summer Course itu?! Saya juga berpikir siapa tahu program itu bakalan
ngedukung buat impian saya selanjutnya (melanjutkan S2, aminnn!) Sebenernya saya
sangat ragu dan kuatir dengan Summer Course ini, masalahnya ada di bahasa
inggris saya. Sejak SMP dan SMA saya sangat suka bahasa Inggris dan
nilai-nilainya lumayan lah… Tapi setelah kuliah di Sastra Perancis dan selama
4,5 tahun selalu dicekokin bahasa Perancis, jadinya bahasa inggris pun
terlupakan dan jarang banget dipake. Makanya kuatir juga tiba-tiba harus kuliah
selama dua minggu pake full English. Tapi saya pikir, liat nanti aja deh…hehe
Tanggal 2 July 2012 jam 10.00
perkuliahan pertama pun di mulai. Kampusnya terletak di jalan Drift 21, deket
ma jalan/halte Janskerkhof. Dari luar kayaknya cuma keliatan pintunya aja
gedung kampusnya, tapi setelah masuk ternyata gedungnya luas juga dan
bertingkat. Kami berkumpul di sebuah ruang perkuliahan yang paling besar di
sana. Ternyata yang ngambil program « European Politics & Economy » ada lebih dari 100
orang ! Saya pikir ga akan sebanyak ini soalnya pemenang Kompetiblog tahun
lalu, Viona Grace, yang ikut kelas Dutch Culture, bilang kalau di satu kelasnya
paling dua puluhan orang.
Gedung Kampus |
Koridor Kampus |
Begitu masuk ke ruangan itu, saya
nyari tempat duduk. Saya duduk di
barisan ketiga dari depan. Di mejanya udah tersedia map gede, buku European
Politic yang tebel, dan buku catatan. Di dalem mapnya udah ada kertas yang
berisi informasi mengenai perkuliahan selama dua minggu, jadwal mata kuliah dan
pembicara yang bakal ngisi di kelas, juga udah ada dua assignments yang harus
dikerjain untuk dua minggu ke depan, pokoknya di sana udah jelas banget
deh ! Saya lihat di sana ada tiga orang dosen, satu wanita dan dua
laki-laki. Merekalah yang bertanggung jawab untuk kelas « European
Politics & Economy », mereka adalah Maurits
Rost, Pepijn van Haren, dan Ellen Ophof.
Setelah hampir semua kursi terisi, Maurits Rost menutup pintu lalu berbicara
di depan kelas. Beliau memberi ucapan selamat datang di Utrecht dan Universitas
Utrecht. Beliau juga menjelaskan secara singkat tentang program « European Politics & Economy » ini yang akan kami lewati dalam dua minggu dan
menjelaskan tentang isi mapnya. Mereka ternyata akan membagi kami dalam 6
kelompok kecil, jadi setelah kuliah umum di pagi hari dalam kelas besar, pada
sore harinya kami bakalan kuliah di kelas kecil dengan jam berbeda dan diurus
oleh satu orang dosen tetap. Setelah dibagi per kelompok, saya masuk ke
kelompok E dengan dosen tetap Ellen Ophof.
Dari jam 10.30 sampai jam 12.00
Maurits Rost juga jadi pembicara untuk matkul « Intoduction to European
Politics and Economy ». Beliau menjelaskan secara garis besar tentang
politik Eropa, Uni Eropa dan permasalahan ekonomi yang sekarang sedang dihadapi
Eropa. Sore harinya jam 14.30-16.00 saya ikut kelas kecil yang disebut dengan
“seminar” di ruang 1.09 dengan Ellen Ophof. Di kelas itu ada sekitar 15 orang,
ternyata saya sekelas juga sama Pinky, Max dan Nana, mereka temen satu housing
saya. Temen sekelas lainnya ada yang dari Rusia, Jerman, Hong Kong, Arab Saudi, dan Indonesia! Di kelas seminar
ini lebih ke pengulangan materi dari kelas kuliah umum dan dosennya ngasih
pertanyaan-pertanyaan, kita juga diminta pendapatnya satu per satu mengenai isu
yang udah dibahas di kuliah umum. Waktu Ellen nunjukkin peta buta Eropa dan
kita disuruh nebak nama Negara yang dia tunjuk satu per satu, saya bisa
menjawab hampir semua Negara Eropa! Ellen pun agak terkejut dan terkesan, dia
bilang orang Eropa sendiri banyak yang ga hapal letak dan nama Negara-negara
Eropa. Kebetulan aja saya suka geografi dan suka main game Perang Dunia 2 di
PC, jadinya ya hapal diluar kepala nama Negara-negara Eropa dan letaknya! Hahaha.
Kuliah hari pertama pun selesai
dan berjalan dengan lancar, ternyata masalah bahasa inggris yang sebelumnya
saya takutkan tidak jadi masalah. Saya
bisa mengerti semua materi yang disampaikan dosen dan dosen tamu. Di perkuliahan European Politics and Economy
kami belajar sejarah pembentukan Uni Eropa yang dimulai dari European Coal and Steel Community (ECSC)
pada tahun 1951 dan European Economic
Community (EEC) pada tahun 1958 yang
terdiri dari enam Negara yakni Belanda, Belgia, Luxembourg, Perancis, Jerman
dan Italia. Nama Uni Eropa sendiri secara resmi dipakai setelah Maastricht
Treaty tahun 1993. Seiring perkembangan waktu, Uni Eropa pun semakin kuat dan
menambah anggotanya dan sekarang punya 27 negara anggota.
Uni Eropa punya tujuh institusi
yakni European Parliament, Council of the European Union, European Commission, European
Council, European Central Bank, Court of Justice of the European Union dan European
Court of Auditors. Kami di kelas juga mempelajari masing-masing tugas
institusi-institusi itu dan para pemimpinnya. Kami juga membahas permasalahan
imigrasi yang membuat berbagai permasalahan social lainnya di berbagai Negara Eropa.
Mahasiswa diajak untuk bertukar pendapat apakah negara-negara Uni Eropa harus memperketat
aturan imigrasi dan membatasi imigran untuk masuk ke negara mereka?
Uni Eropa kini mengalami berbagai
masalah dan tantangan, bukan hanya masalah krisis ekonomi seperti yang kita
tahu sekarang. Mereka juga mengalami masalah penuaan populasi, jumlah penduduk
yang berusia tua dan termasuk kategori tidak produktif lebih besar dibandik
penduduk muda dengan usia produktif. Dosen Ellen juga mengakui bahwa Eropa
dalam hal ini membutuhkan imigran muda untuk mengisi lapangan kerja. Tapi Eropa masih memikirkan jalan terbaik mengenai
permasalahan imigrasi ini. Masalah lain yang timbul akibat imigrasi adalah
Islam. Banyak imigran muslim yang berasal dari Afrika Utara, Turki dan negara
lainnya yang masuk ke Eropa dan bekerja di sana. Kejadian 11 September 2001 di
New York mau tidak mau mempengaruhi citra muslim di mata orang Eropa dan dengan
perbedaan gaya hidup antara orang muslim dan orang Eropa menjadikan benturan
sosial di negara-negara Eropa.
Di kelas kecil bersama dosen
Ellen diputar sebagian film yang sangat kontroversial di Belanda, yakni « Fitna »
yang dibuat oleh politisi Belanda yang anti Islam, Geert Wilders. Setelah
pemutaran film, Ellen meminta pendapat dari para mahasiswa mengenai film itu
dan Osama dari Arab Saudi berpendapat bahwa film itu memang mengejutkan dan
pendapat-pendapat yang disampaikan di film itu sama sekali salah dan tidak
menggambarkan orang Islam dan ajaran Islam yang sebenarnya. Mahasiswa-mahasiswa
asal Eropa di kelas pun setuju bahwa orang-orang Islam yang mereka kenal sangat
baik dan tidak seperti yang ada di film itu. Dosen Ellen lalu menyampaikan
bahwa mayoritas rakyat Belanda juga menentang dan tidak menyukai film itu dan
mereka menerima dengan baik muslim yang ada di Belanda.
European Union's flag |
Kelas-kelas seminar juga diisi
oleh dosen-dosen tamu dari berbagai kalangan yang bener-bener professional di
bidangnya. Ada yang merupakan professor di Universitas Utrecht, ada yang
bekerja di pemerintah Belanda, pemerintah provinsi Utrecht, dll. Cara mengajar
mereka juga tidak membosankan dan kita sebagai mahasiswa bisa bebas bertanya di
saat mereka sedang menerangkan, atau kalau kita mau berpendapat atau menyanggah
pendapat dosen itu kita juga bisa melakukannya dengan bebas. Pokoknya cara
belajar-mengajar di Belanda sangat berbeda dengan di Indonesia. Semua dosen
juga sangat tepat waktu. Mereka sudah datang sebelum jam kuliah di mulai, perkuliahan
dimulai tepat waktu, kalau mereka bilang kita istirahat 15 menit, ya beneran 15
menit meskipun masih ada beberapa mahasiswa yang masih di luar kelas, mereka
tetep lanjutin ngajar. Mereka juga beres ngajarnya tepat waktu dan gak ada
korupsi waktu! Hehe. Mahasiswa juga selalu dikasih kesempatan untuk bertanya
dan mereka pasti selalu menjawab dengan detail dan sampai si mahasiswa mengerti
dan puas dengan jawaban dosennya.
Saya hanya bisa berharap semoga
para pengajar, cara mengajar dan belajar di Indonesia bisa seperti di Belanda
suatu saat sehingga pendidikan di Indonesia bisa lebih maju dan menghasilkan
orang-orang yang lebih berkualitas lagi. Saya sangat senang dan bersyukur bisa
merasakan pendidikan Belanda seperti apa, punya teman kuliah dari berbagai
negara, dan merasakan diajar oleh dosen-dosen yang hebat. Universitas Utrecht adalah universitas terbaik di
Belanda, salah satu yang tertua juga di Belanda dan salah satu yang terbesar di
Eropa. Mungkin ini kesempatan sekali seumur hidup bisa belajar di Utrecht
Summer School. Makasih banyak NESO Indonesia dan Utrecht Summer School!
Comments
Post a Comment