Belanda, 1 Juli 2012
Beberapa menit sebelum menginjakkan kaki di Eropa…
Langit biru cerah terlihat dari
balik jendela kecil di seberang sana… Tinggal beberapa kilometer menuju bandara
Schiphol dan pesawat pun mulai menurunkan ketinggiannya. Rasa lelah selama
perjalanan yang kurang tidur dan bahkan rasa lelah sehari sebelumnya selama di
Jakarta serasa hilang dan menguap berkat rasa penasaran dan excited, seperti
apakah Eropa dari pandangan mataku sendiri?
Pesawat terbang lebih rendah lagi
dan bersiap-siap untuk mendarat, di jendela mulai terlihat pemandangan lahan-lahan
pertanian Belanda , ada juga kanal-kanalnya dan beberapa kincir angin.
Subhanallah indah banget! Pada pagi hari itu cuacapun sangat mendukung, cerah! Tapi
di layar kecil di depan kursi nunjukkin kalau suhu udara di bawah tuh 13
derajat. Wah…gak kebayang seperti apa dinginnya. Lalu pesawat memulai pendaratannya dan Alhamdulillah
kami mendarat dengan lancar.
Setelah pesawat berhenti, para
penumpang pun mulai berdiri dan mengambil tas dan koper mereka. Saya dan
Ela juga siap-siap untuk turun dan mengambil tas kami masing-masing. Ketika
kami sudah keluar pesawat dan masih di lorong antara pesawat dan bandara, ada
jendela di mana kami bisa melihat beberapa pesawat di landasan. Saya dan Ela
memutuskan untuk berfoto-foto dulu sebelum mencari koper kami. Setelah puas
mengambil beberapa foto, kami berjalan kaki cukup jauh sampai ke tempat
pengambilan koper. Wow, ternyata bandara Schiphol Belanda keren banget! Ini dia
beberapa foto bandara Schiphol…
Di tempat pengambilan koper
akhirnya saya menemukan koper saya dan masih dalam keadaan baik-baik saja! Hehe.
Setelah Ela juga menemukan kopernya kami lanjut ke pemeriksaan imigrasi, pada
saat itu tidak ada banyak orang jadi kami tidak terlalu mengantri. Petugas imigrasi
yang merupakan laki-laki masih cukup muda memeriksa paspor kami dan dia
bertanya apa yang akan kami lakukan di Belanda? Kami jawab kalau kami akan ikut
Summer Course di Utrecht. Setelah itu dia pun mengecap paspor kami dan
mempersilahkan kami lewat. Setelah itu kami mengikuti petunjuk arah yang ada di
bandara, di sana tertulis Green Line dan Red Line untuk pemeriksaan bea cukai
bandara. Karena saya merasa tidak membawa barang yang aneh-aneh jadi saya
memutuskan untuk mengambil Green Line, Ela mengikuti saya di belakang.
Ternyata kami hanya melewati
pintu otomatis dan tidak ada petugas bandara yang berjaga-jaga di sana, kami
pun bisa melewati bagian bea cukai dengan lancar. Setelah keluar dari bagian
bea cukai ternyata kami langsung keluar lewat sebuah pintu, di sana banyak
orang yang nunggu dan jemput orang, ada yang bawa kertas dan tulisan nama gitu.
Karena kami berdua sadar kalau kami sendirian di Eropa ini dan tidak ada yang
menjemput, kami pun langsung melanjutkan perjalanan, hehe…
Mulai terlihat banyak toko-toko di
kiri dan kanan koridor bandara. Kami lihat sebuah supermarket yang bernama
Albert Heijn, saya dan Ela masuk. Saya sempet cari di internet katanya di
supermarket dijual kartu SIM ponsel. Di kasir ada beberapa orang yang mengantri
sambil bawa beberapa barang yang mereka beli, saya putuskan untuk mengantri dan
bertanya kepada kasir. Begitu bagian saya, saya bertanya apa mereka jual kartu
SIM ponsel, ternyata tidak ada di sana, wanita Belanda itu bilang “You can find
it at Service Point, near the pharmacy.” Saya pun berterima kasih dan keluar.
Kami berjalan lagi dan ternyata
apoteknya gak jauh dari situ dan di sebelahnya ada toko yang bernama Service
Point. Di toko itu dijual berbagai macam barang, mulai dari payung, tas, oleh-oleh
Belanda yang berbentuk gantungan kunci, di sana juga ada reparasi kunci gitu,
pokoknya barangnya macem-macem yang dijual di sana. Saya dan Ela mengantri
cukup lama. Setelah bagian kami, saya minta kartu sim yang cocok untuk
Blackberry dan dia kasih sebuah kartu yang bernama Hi dan dia bilang harganya
9,5 euro. Saya pun bayar, itu
pengeluaran pertama saya selama di Eropa! Euro pertama yang saya
keluarkan ! :D Ela bertanya kartu apa yang cocok untuk Androidnya. Dia
melayaninya gak ramah gitu, tanpa senyum sedikitpun dan dengan jawaban agak
ketus. Ela dan penjaga toko yang berwajah arab itu masih ngomong, saya keluar
dan menunggu di kursi depan toko itu.
Saya mulai membuka simcard
Belanda saya dan ternyata di petunjuknya ga ada bahasa Inggrisnya dong. Saya
pun bingung dan hanya bisa meraba-raba artinya apa. Lalu saya mulai mengganti
simcard ke BB saya dan ternyata ada pulsa 5 euro di kartu perdana itu. Ela
keluar juga dari toko dan penjaga toko itu kasih Vodafone yang harganya lebih
mahal tapi di kartunya sudah ada pulsa yang lebih banyak juga daripada kartu
saya. Dia juga mulai ganti kartu HPnya. Di paket kartu perdana dia ada petunjuk
bahasa Inggris jadinya lebih gampang.
Di sebelah saya ada cowo bule
yang lagi duduk juga, siapa tau dia bisa bantu saya mengartikan petunjuk bahasa
Belanda ini dan bantu mengaktifkan layanan Blackberry Internet Service (BIS)
hape saya. Setelah ngobrol-ngobrol ternyata dia bukan orang Belanda jadi dia
juga ga ngerti bahasa Belanda. Dia orang Argentina dan baru nyampe Belanda
juga. Dia minta maaf ga bisa bantu dan dia tanya saya darimana. Setelah ngobrol
dikit ma dia, saya pun berterima kasih dan kembali terduduk dengan bingung. Ketika
saya cek wifi ternyata ada wifi gratis yang bisa saya pakai, itu wifi bandara
Schiphol! Wah keren banget bandara Schiphol menyediakan wifi gratis! Setelah
berhasil terhubung dengan internet, saya pun check in di foursquare untuk
mengabarkan kalau saya sudah mendarat di Belanda dengan selamat! J hehe.
Kita bisa pakai wifi gratis itu selama sejam ternyata, bandara Soetta harus
mencontoh nih. Kami masih duduk di kursi di depan toko Service Point itu.
Tokonya sudah tidak banyak pembeli seperti tadi dan penjaga toko yang orang Arab
itu berdiri di luar. Dia mungkin ngeliat saya kebingungan dengan kartu
yang barusan saya beli. Dia pun memangil saya dan saya masuk ke toko itu lagi.
Dia tanya apakah saya mau mengaktifkan BIS HP saya? Trus dia kasih tau kalau
saya harus isi pulsa dulu biar bisa beli paket BB, katanya pulsa isi ulang yang
termurah 20 euro!! OMG mahal abis kalau dibandingin di Indonesia! Saya pun
berusaha untuk melupakan nilai tukar ke rupiah, daripada saya jadi stress
selama di Eropa! Hehehe.
Trus dia jelasin kalau harga paket
BIS kartu Hi untuk sebulan tuh harganya 12,5 euro. Dia juga kasih tau cara-cara
isi ulang pulsanya dan harus menghubungi nomor berapa untuk mengaktifkan paket
BB saya. Ternyata dia orangnya baik juga! Ga sejutek kayak tadi, mungkin tadi
karena banyak pembeli jadinya dia juga tergesa-gesa kali ya? Trus dia tanya
saya dari mana dan ngapain di Belanda. Dia kaget waktu saya bilang saya orang
Indonesia, dia bilang pernah ada temennya yang orang Indonesia yang ngasih dia daging
rendang dan dia suka banget rendang, katanya enak banget! Dia tanya apa saya
bawa rendang, kalau bawa dia pengen minta katanya. Waduh! Sekarang saya yang
terkejut! Hahaha.
Asalnya temen sahabat saya, Sheira, mau bawain rendang paru dari Padang,
dia orang sana. Tapi kami ga sempet ketemu sebelum saya pergi, jadinya ga jadi
bawa rendang ke Belanda. Eh, sekarang di Belanda ada orang yang pengen rendang !
hahaha, aneh banget ! Saya bilang aja ma dia saya ga bawa rendang. Dia
kayak yan kecewa gitu, hehe. Ternyata bener juga kalau ada berita rendang tuh
salah satu makanan terenak di dunia. Saya dan dia ngobrol-ngobrol lagi,
ternyata dia orang Irak dan sudah cukup lama dia tinggal di Belanda. Dia juga
bilang pengen bisa liburan ke Indonesia, saya bilang « Ya udah dateng aja,
kan kalau ke Indonesia bisa jadi punya uang banyak karena nilai tukar euro
lebih besar dibanding rupiah » tentu aja dalam versi bahasa Inggris. Trus
dia bilang kalau tetep aja dia ga punya uang untuk pergi sejauh itu.
Iya sih bagaimanapun susah dan mahal banget untuk pergi jauh lintas benua,
saya sangat beruntung bisa pergi ke Belanda berkat menang lomba nulis
Kompetiblog 2012 dari NESO Indonesia. Makasih banyak NESO Indonesia ! J Eh ternyata dia balik lagi ke masalah rendang, dia nanyain « Temen
kamu bawa rendang ga ? » “I don’t know…” jawab saya. Trus dia nyuruh saya panggil Ela buat nanyain
kalau Ela bawa rendang atau ga. Hahaha. Dia ngidam rendang kayaknya. Trus saya
keluar dan manggil Ela dan Ela pun masuk ke toko dan ngobrol dengan dia.
Setelah mengambil beberapa foto kami jalan lagi, saya dan Ela pengen nyari bagian
bandara yang ada tulisan gede SCHIPHOL nya ! hehehe. Saya lihat petunjuk
arahnya dan nyari EXIT tapi ga ada. Akhirnya saya lihat ada pintu keluar, saya
pun keluar dan Ela nunggu di dalem. Wah…keluar dari bandara saya
langsung diserbu dengan udara dingin Belanda ! Dingin banget udaranya n
cukup banyak angin. Saya lihat dari luar ke bangunan bandara, tapi ga ada
tulisan Schiphol gedenya. Trus ada bule yang lagi duduk ngerokok di deket situ,
saya samperin n nanyain dia di mana tulisan Schipol yang gede. Trus dia jawab “Oh…itu
di sana (sambil menunjuk dengan tangannya). Kamu masuk lagi lewat sini trus
belok kanan trus ntar ada pintu keluar.” Setelah saya berterima kasih, saya pun
masuk lagi nyamperin Ela dan menuju tulisan itu.
Ahirnya ketemu juga pintu
keluarnya dan begitu kami lihat ternyata ada tulisan Schipholnya! Oh! Kayak
gini tulisannya… saya langsung ngambil camdi saya dan foto-foto. Wah…akhirnya
saya berada di Belanda, Eropa!!! (lebih ngeh setelah lihat tulisan itu! Hehe).
Seneng banget rasanya bisa ada di Belanda! Negeri yang sudah saya sukai sejak
kecil. Negeri yang saya impikan dan saya tidak pernah berpikir bahwa saya bisa
pergi ke Belanda secepat ini, di usia 23 tahun! Dulu saya berpikir bahwa saya
bisa ke Belanda kalau saya sudah kerja beberapa tahun dan mengumpulkan uang
untuk bisa ke Eropa, tapi rencana Tuhan memang lebih indah. Saya bisa pergi ke
Eropa setelah saya lulus kuliah S1 dan ketika saya masih pengangguran! Hehehe.
Terima kasih banyak Allah SWT dan NESO Indonesia atas kesempatan ini.
To be continued…
wah bagi yang belum mengenal Travel wifi. cobain deh sekarang hadir di Indonesia kaka. rental travel wifi ke luar negeri dengan koneksi stabil mulai dari 60 ribu ajaa
ReplyDelete