Pertama kali saya
menonton film pada tahun 1998. Waktu itu ibu dan bapa saya mengajak
saya dan adik saya untuk menonton di sebuah bioskop di kota Bandung
pada suatu malam. Pada saat itu saya masih berumur 9 tahun, sedangkan
adik saya berumur 7 tahun. Karena film ini adalah film dewasa, saya
masih ingat ketika itu ibu saya ragu apakah saya dan adik saya bisa
masuk ke dalam bioskop melewati pemeriksa karcis, tetapi berkat ayah
saya yang melakukan sedikit lobi dengan pemeriksa karcis akhirnya
saya dan adik saya bisa masuk ke teater ! Itu adalah pertama
kalinya saya dan adik saya menonton film di bioskop.
Sambil memakan popcorn
yang kami beli, saya menonton film itu dengan penasaran. Tentu saja
karena saya masih kecil, saya tidak terlalu mengerti jalan ceritanya
sehingga saya hanya menikmati tampilan visualnya. Dan saya juga masih
ingat, ibu dan bapak saya menutupi mata saya dan adik saya ketika
dalam film itu ada adegan ciuman dan dewasa. Pada masa itu tentu saja
saya tidak tahu adegan seperti apa yang ditampilkan itu. Saya hanya
patuh untuk tidak melihat. Tetapi sebagai anak kecil, setelah
menonton film itu secara keseluruhan, saya sangat terkesan dengan
film Titanic ini dan juga dengan kapal laut yang megah ini. Saya
terkesan secara visualnya dan adegan-adegan di saat Titanic
tenggelam. Begitu memukau.
Sekitar dua atau tiga
tahun kemudian, di daerah rumah saya biasanya ada layar tancep yang
digelar di lapangan di belakang rumah saya. Kebetulan pada suatu
hari, layar tancapnya menayangkan film Titanic ! Tentu saja saya
mengajak semua genk bermain saya sewaktu itu untuk menonton layar
tancap sekitar jam 7 malam. Kami hanya membayar beberapa ratus rupiah
untuk bisa menonton layar tancep itu. Kami memakai jaket dan membawa
alas duduk dan membawa beberapa cemilan. Pada saat itu, saya lebih
mengerti jalan ceritanya dan lebih terpukau akan film yang luar biasa
ini.
Beberapa tahun setelah
itu film ini hadir di sebuah stasiun TV nasional dan saya pun tak
bosan untuk terus menontonnya. Setiap tahun, stasiun TV itu
memutarkan film ini dalam dua bagian dan saya terus menontonnya. Saya
pun menontonnya beberapa kali di VCD ketika itu dan kalau
dihitung-hitung saya sudah menonton film ini lebih dari 16 kali !
Tetapi saya tak pernah bosan. Bahkan seiring pertumbuhan pikiran dan
kedewasaan saya, saya semakin kagum akan film ini dan juga jalan
ceritanya dan bahkan beberapa kali saya menitikkan air mata menonton
film yang menyentuh ini.
Rose yang diperankan Kate
Winslet dan Jack yang diperankan Leonardo DiCaprio begitu pas dan
sangat hebat aktingnya. Saya membayangkan dan berpikir, pasti banyak
orang yang juga merasa hidupnya begitu hampa sehingga mereka
memutuskan untuk bunuh diri seperti Rose. Saya termasuk orang yang
sempat berpikir untuk melakukan itu. Namun, saya masih memikirkan
keluarga dan saya punya seseorang yang selalu membuat saya kuat dan
menerima saya apa adanya, yakni kekasih saya yang sekarang. Saya pun
belajar dari Jack, meskipun dia orang yang miskin, tetapi dia
menikmati hidup apa adanya dengan senang hati dan berkat
keberuntungan dan takdir, dia berhasil mendapatkan kesempatan untuk
naik kapal semewah Titanic. Dengan segala keterbatasan finansial,
saya masih beruntung dapat merasakan berbagai kenikmatan dan
kebahagiaan yang Tuhan berikan untuk saya, juga
keberuntungan-keberuntungan yang sudah saya dapatkan.
Beberapa adegan yang
membuat saya terharu juga adalah ada sepasang suami istri lanjut usia
yang pasrah menghadapi kematian dengan berbaring di tempat tidur
sambil berpelukan, sebuah cinta sejati... Juga ada seorang ibu yang
di saat-saat kapal akan tenggelam, dia berusaha menidurkan kedua
anaknya yang masih kecil dan akhirnya mereka tenggelam bersama. Juga
di saat kapten kapal Titanic (Edward John Smith) dan pembuat kapal
Titanic (Thomas Andrews) memilih untuk tenggelam bersama kapalnya.
Terutama di saat Rose ketika sudah berada di sekoci, dia memutuskan
untuk loncat kembali ke kapal karena dia tidak ingin pergi tanpa
orang yang dicintainya dan yang telah menyelamatkan hidupnya ketika
dia berusaha untuk bunuh diri sebelumnya. Meskipun itu cerita dalam
film, namun saya yakin orang-orang seperti itu ada dalam kehidupan
nyata. Orang-orang baik, orang-orang yang bertanggung jawab atas
kesalahannya, orang-orang yang tidak bisa pergi tanpa orang yang
dicintainya. Saya yakin orang-orang seperti itu ada. Bukan hanya ada
orang-orang yang egois yang ingin menyelamatkan diri di saat seperti
itu dengan menghalalkan berbagai cara seperti Joseph Bruce Ismay dan
Caledon Nathan "Cal" Hockley.
Dari film ini, saya juga
belajar untuk tidak sombong. Karena White Star Line pada masa itu
mengklaim kapal adalah kapal terbesar yang pernah dibuat manusia dan
kapal ini tidak bisa tenggelam dan bahkan Joseph Bruce Ismay berkata
« Bahkan Tuhan pun tidak bisa menenggelamkan kapal ini ! ».
Manusia sebenarnya tidak berhak sombong, hanya Tuhanlah yang berhak
sombong. Tetapi sebagai manusia, adalah hal yang manusiawi jika
berbuat salah dan kadang-kadang merasa sombong, bahkan saya sendiri.
Namun kita harus berusaha untuk terus rendah hati dan mengurangi
terus rasa sombong yang kita miliki.
Saya pun terpukau dengan
sekelompok pemain musik yang terus memainkan untaian nada-nada indah
meskipun di saat-saat kapal itu akan tenggelam. Saya sangat suka
dengan semua musik dalam film ini. Sangat pas dan sangat menyentuh.
Fisual efeknya juga sangat keren ! Ketika menggambarkan suasana
saat tenggelamnya Titanic, orang-orang berjatuhan ketika Titanic
terbelah dua, juga menggambarkan begitu besar, megah dan mewahnya
kapal ini, ketika air mengepung seisi kapal, sangat memesona !
Yang membuat saya sedih adalah ketika Jack Dawson meninggal karena
kedinginan dan dia berhasil mensugesti dan membuat Rose untuk
bertahan hidup dan berusaha untuk selamat. Sebuah kisah cinta yang
luar biasa. Selain itu hal yang menyedihkan adalah dari 20 sekoci
yang ada, tetapi hanya 1 sekoci yang memutuskan untuk kembali dan
berusaha menolong para penumpang yang mengapung di lautan tapi mereka
hanya berhasil menolong 6 orang yang masih selamat dari dinginnya
samudera Atlantik.
Begitu banyak hal yang
membuat saya kagum akan film ini yang tidak bisa saya jelaskan satu
per satu karena saking banyaknya. Salut untuk James Cameron !
Bukan hanya saya yang menilai film ini sangat luar biasa, buktinya
film yang pernah menjadi film dengan biaya produksi termahal di dunia
yakni senilai sekitar 200 juta dollar Amerika ini meraih 14 nominasi
Academy Awards (Oscar) dan berhasil mendapatkan 11 Oscar, termasuk
untuk Best Picture dan Best Director. Selain itu, film Box Office ini
pernah menjadi film terlaku sepanjang masa dengan perolehan
$1,843,201,268 di seluruh dunia. Hal itu dikalahkan oleh fil Avatar
yang juga disutradarai James Cameron pada tahun 2010. Namun saya rasa
film Avatar tidak terlalu membekas seperti Titanic dan tidak bisa
seberhasil Titanic di Oscar. Film Avatar hanya mendapatkan 9 nominasi
Oscar dan hanya berhasil mememenangkan 3 Oscar. Oleh karena itu bagi
saya film Titanic ini merupakan film terbaik sepanjang masa.
Pada tanggal 9 April 2012
kemarin, saya menonton film Titanic 3D di bioskop Blitz Megaplex
Paris van Java Bandung dengan sahabat-sahabat saya. Entah
keberapakalinya saya menonton film ini dan masih terpukau oleh film
ini dan tidak bosan untuk menontonnya. Film Titanic 3D rilis untuk
merayakan 100 tahun berlayar dan tenggelamnya kapal ini. Saya senang
bisa ikut menyaksikannya lagi di bioskop.
Comments
Post a Comment