Skip to main content

Gak Mau Presiden yang Pro-Rakyat?



Temen FB gw, Wienda Meikel Harti nulis status begini:

"Please ya, jd presiden itu gak cuma mikirin pedagang kaki lima, buruh cuci atau tukang parkir aja....pikirin juga bagaimana dunia memandang negara kita...*gak terima protes!!yg comment yg setuju aja, aku gak mau debat kusir gara2 si blusukan ini."

Berhubung gw ga diperbolehkan protes lewat komen, mending gw nulis di wall gw aja. Lebih bebas.

Sebenernya sih gw gak mau protes. Ya sah-sah aja kok kalau ada temen yang lebih memilih capres yang berbeda dengan pilihan gw.

Hal yang bikin gw jadi pengen senyum-tapi-agak-ketahan-karena-takut-dikira-nyindir adalah soal BAGAIMANA DUNIA MEMANDANG NEGARA KITA kalau pemimpinnya se-"ndeso" Jokowi.

Mungkin temen gw gak pernah baca Globe Asia, The Economist atau Fortune kali ya. Tapi ya gapapa sih. Gw maklum. Soalnya, majalah-majalah model begitu kan agak susah dicari di Indonesia. Namanya juga majalah luar negeri. Bisa sih dicari. Tapi yang jelas bakal kesusahan dicari di tumpukan kios-kios yang jualan tabloid-tabloid gosip atau majalah yang isinya formulir cover girl cover boy gitu.

Tapi, agaknya temen gw kuatir banget kalau citra negara kita bakal runtuh kalo punya pemimpin yang demen mikirin kaum marjinal. Maksud gw: orang pinggiran (kali aja temen gw gak tau arti kata "marjinal" :-p).

Mungkin juga temen gw ini ga tega kalo pemimpin kita kelak bakal diketawain dunia karena demen masuk ke got atau gorong-gorong.

Atau, mungkin temen gw gak bisa bahasa inggris, entahlah. Gw juga gak pinter-pinter amat kok bahasa inggrisnya.

Tapi, setidaknya, gw tau arti MAN OF THE YEAR yang ditulis di Globe Asia. Gw juga tau arti WORLD's 50 GREATEST LEADERS, yang ditulis di Fortune untuk Jokowi.

Mungkin sebagian dari kita MALU punya pemimpin yang demen BLUSUKAN. Tapi, bahkan TV5 Prancis punya liputan khusus untuk menyoroti gaya blusukan Jokowi. Apa sih yang menarik minat TV Prancis itu? Mungkin seperti yang ditulis majalah The Economist: NO ORDINARY JOKOWI.

Atau, bahkan harian negara tetangga kita, New Straits Times sampe nulis: REFLECTIONS ON THE JOKOWI PHENOMENON.

Temen gw ini mungkin gak kenal siapa itu Julian Mengual. Gapapa sih. Gw juga gak kenal. FYI, doi adalah Deputy CEO PT Asuransi Cigna Indonesia yang kantor utamanya berpusat di Bloomfiled, Connecticut, Amerika Serikat.

Menurutnya, Jokowi memiliki konsep yang bagus dalam memimpin rakyatnya. Salah satunya adalah gaya Jokowi “blusukan”, yakni dengan mendatangi langsung warga untuk berdialog dan berbagi ide.

Oh, apa kata dunia? Oh, ternyata Dunia terinspirasi gaya Pakde kita loh...

Masih kurang?

Temen gw ini mungkin malu kalau kelak punya pemimpin yang demen blusukan, yang tangannya kotor karena sibuk bergelut di lingkungan miskin dan sering ikut masuk ke got buat bersihin sampah.

Tapi, kalau masih kurang bukti betapa membanggakannya fenomena blusukan ini, agaknya sesekali sempatin waktu baca arsip BBC, deh. BBC sampai mengeluarkan satu artikel berjudul “Flooding Tests 'Jakarta's Obama'”

Tapi kok temen gw ini masih malu yah? BBC loh yang nyebut Jokowi sebagai Obama-nya Jakarta.

Atau, mungkin temen gw ini ga tau kalau gaya blusukan Jokowi sangat dipuji di Malaysia. Seorang kolumnis Malaysia, Syed Nadzri Syed Harun, dalam tulisan yang berjudul, “Wanted Badly: A Malaysian Jokowi”, mengatakan, Jokowi lebih menekankan kerja nyata ketimbang sibuk dengan urusan politik. "Jokowi bahkan mau masuk ke gorong-gorong dan mengunjungi daerah kumuh serta berbicara dengan rakyat miskin tentang akses kesehatan dan pendidikan," tulis Nadzri.

Tapi ya gitu deh. Mungkin masih banyak masyarakat di Indonesia yang lebih memilih menjalani hidup di dalam tempurung.

Gw sih ga akan protes atau kritik. Sah-sah aja kalau elo mau tinggal di mana aja atau ngga setuju sama gw.

Cuma, ya gitu deh. Gw baru sadar kalau ternyata sebagian dari kita masih malu dengan kepemimpinan pro rakyat. Mata gw sampe melotot saking ga percaya membaca apa yang gw liat. Gw sih lebih memilih pemimpin yang bisa menstabilkan ekonomi dan membuat birokrasi di Indonesia jadi serba lancar. Soalnya gw gak punya bakat korup. Dan gw paling males nyogok aparat buat ngurus macem-macem di negara ini.

Lucunya, kritikan terhadap kerja Jokowi justru paling lantang diserukan oleh orang yang berada di luar Jakarta atau Solo.

Kritiknya selalu: blusukan, Jakarta masih banjir, Jakarta masih macet...

Pernah kunjungi kampung deret gak?
Pernah ke taman waduk Pluit gak?
Pernah ngurus KTP di Jakarta sebelum dan setelah ada Jokowi, gak?
Pernah ke RSU di Jakarta gak?

Lah, trus, kok..., ah, sudahlah. Ngga tega nerusin omongan gw...


(Tulisan Erlando Eril https://www.facebook.com/erlando.eril)

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Kesuksesan Pocari Sweat!

Siapa sih yang ga kenal Pocari Sweat ? Ya, minuman isotonik itu sekarang udah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Minuman ini adalah pelopor minuman isotonik di negara asalnya Jepang dan di Indonesia. Tau ga sih kalo ternyata Pocari Sweat itu waktu awal produksinya mengalami kegagalan dan penolakan oleh masyarakat? Gimana sih asal mula diproduksinya minuman ini? Penasaran kan? Coba deh liat video di bawah ini. Dengan alur cerita yang sederhana tapi menarik, pasti kalian bisa ngerti asal mula minuman ini tercipta sampe keberhasilannya sekarang. Kita juga bakal dapet banyak pengetahuan dari video ini.    Gimana? Dah ditonton kan videonya? Inspiratif banget ya videonya! Ga nyangka juga kan ternyata Pocari Sweat muncul dari ide "cairan infus yang bisa diminum" untuk mengganti cairan tubuh yang hilang melalui keringat ketika kita beraktivitas dan ternyata Pocari Sweat mendapatkan kesuksesan dengan cara yang ga gampang.   Hikmah yang bisa saya petik dari vi...

15 Maret 2012, Saya Sidang Skripsi dan Menjadi Sarjana!

Seminggu sebelumnya... Saya, Mela, Bunga, Sheira dan Nene (Elia) sedang jalan kaki di gerbang UNPAD hendak keluar dari kampus. Tiba-tiba Sheira teriak : « Ayy, nih telepon dari Icha ! ». Lalu saya ambil handphone Sheira dan mendengarkan suatu kabar yang sangat mengangetkan bagi saya : « Rick, jadwal sidang kita dimajuin ! Jadi tanggal 15 ! », kata Icha. Perasaan saya bercampur aduk, sangat kaget sekaligus senang ! Ketika saya lihat handphone saya, ternyata ada miss called dari Icha. Saya kaget karena dua hari sebelumnya saya pasang status di Facebook « Ya Allah, semoga Kau memberikan kado terindah untuk ulang tahun saya di tahun ini. » Saya tersadar, mungkin itulah jawaban dari Tuhan. Seharusnya saya dan Icha sidang tanggal 28 Maret tetapi dimajukan 2 minggu jadi tanggal 15. Saya lalu menyelesaikan dengan cepat semua bagian skripsi yang belum selesai seperti daftar isi, sinopsis, belum lagi ditambah revisian dari pemb...

Sastra Perancis UNPAD

Aku sekarang kuliah di jurusan sastra Perancis UNPAD.Mungkin kebanyakan orang berpikir sastra itu mudah...Tapi kenyataannya tidak. Ilmu dari segala ilmu adalah filsafat, setelah itu dibawahnya adalah logika, dan dibawahnya adalah sastra, setelah itu lalu cabang-cabang ilmu lainnya.Untuk mendapatkan gelar doktor di jurusan sastra sangatlah sulit, tidak semudah jurusan kedokteran, psikologi, ekonomi atau ilmu2 lainnya. Sastra tidak sekedar mempelajari bahasa, tapi lebih dari itu. Ketika aku ingin memilih jurusan untuk SPMB, aku putuskan memilih sastra Perancis UNPAD di pilihan kedua karena aku sangat ingin bisa berbahasa Perancis, bahasa yang sangat romantis dan elegan menurutku. Tapi Om ku berkata, "les aja bahasa Perancis kalo mau bisa bahasanya." tapi aku juga ingin mempelajari kebudayaan dan sejarah Perancis, sebuah negara yang punya pengaruh besar di Eropa dan dunia. Dan yang ibukotanya menjadi pusat mode dunia dan mempunyai ikon yang populer, menara Eiffel. Seka...