Palestina
adalah satu-satunya negara yang hingga kini masih berada dalam
belenggu penjajahan. Di saat semua negara di dunia menikmati
kemerdekaannya dan mengisinya dengan pembangunan di segala bidang,
Palestina masih berjuang untuk mendapatkan hak-haknya yang masih
dirampas. Wilayah teritorinya terus dicaplok dan kian lama kian
menyusut, anak-anak Palestina pun tumbuh dalam kondisi peperangan
ataupun tumbuh di tempat-tempat pengungsian baik itu di wilayah
Palestina sendiri maupun di tempat pengungsian negara tetangga. Kita
pun sudah sering menyaksikan melalui internet ataupun televisi
bagaimana penderitaan anak-anak dan wanita di Palestina yang terus
menjadi korban perang.
Dukungan
Indonesia bagi Palestina
Meskipun
secara geografis jarak Palestina dan Indonesia cukup jauh, namun
secara historis dan diplomatis, kita sangatlah dekat. Palestina
adalah salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Hal ini dibuktikan dengan ucapan selamat yang diberikan oleh Mufti
Besar Palestina yang bernama Amin Al-Husaini melalui Radio Berlin
berbahasa Arab pada tanggal 6
September 1945. Sejak
dulu, negara kita selalu menunjukkan rasa simpati dan dukungan bagi
bangsa Palestina. Dalam Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung,
Indonesia memutuskan untuk mengundang Palestina dan tidak mengundang
Israel. Melalui hasil akhir (Komunike
Akhir) KAA 1955 pun
tercermin solidaritas bangsa
Asia
Afrika untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan tercapainya
perdamaian di Timur Tengah.
Wilayah Palestina yang terus mengecil |
Wujud
dukungan Indonesia
terhadap Palestina
terus berlanjut hingga
kini.
Berbagai bentuk penggalangan dukungan telah dilakukan Indonesia mulai
dari pengiriman Kontingen I Garuda di Perang Arab-Israel (1959), KTT
Gerakan Nonblok, NAASP (New Asian-African Strategic Partnership)
hingga forum-forum internasional lainnya. Berbasis pada Politik Luar
Negeri Bebas Aktif, Indonesia secara konsisten mengawal dukungan
perjuangan rakyat Palestina.
Foto Bung Hatta dan Mufti Besar Palestina |
Selain
bantuan dalam bidang diplomasi internasional yang tidak
henti-hentinya bagi Palestina, Indonesia pun terus membantu Palestina
dalam berbagai bidang.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty
Natalegawa mengatakan bahwa selama bertahun-tahun Indonesia telah
memberikan bantuan berupa peningkatan kapasitas bagi Palestina di
berbagai bidang dan berkomitmen untuk melatih kurang lebih 1000 orang
Palestina pada 2013 mendatang. Selain pemerintah Indonesia, berbagai
organisasi kemasyarakatan, partai politik, organisasi kemanusiaan,
dan bahkan rakyat Indonesia secara individu dan kelompok terus
bersimpati atas perjuangan rakyat Palestina dan memberikan bantuan
sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Berbagai
bantuan Indonesia untuk Palestina tersebut diantaranya berupa uang,
obat-obatan, relawan, alat kesehatan, tim medis, dan program beasiswa
mahasiswa Palestina di Indonesia.
Mengapa
Indonesia terus mendukung perjuangan Palestina? Bagi
Indonesia,
kemerdekaan Palestina menjadi salah satu kepentingan nasional yang
utama. Kemerdekaan Palestina adalah amanah Konstitusi Indonesia
karena dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah dinyatakan
bahwa “Kemerdekaan adalah hak segala bangsa”, termasuk hak bangsa
Palestina. Presiden pertama Indonesia, Soekarno, pun pernah berujar
"Selama
kemerdekaan bangsa Palestina beloem diserahkan kepada orang-orang
Palestina, maka selama itoelah bangsa Indonesia berdiri menentang
pendjadjahan Israel.". Oleh
karena itulah, menjadi kewajiban kita bersama sebagai bangsa
Indonesia untuk terus mendukung tercapainya Palestina yang merdeka.
Bandung
Spirit for Palestine
di
Museum Konferensi Asia Afrika
Sebagai
salah satu bentuk dukungan bagi Palestina dan sebagai implementasi
Bandung Spirit yang dihasilkan dalam Konferensi Asia Afrika, maka di
akhir tahun ini Museum Konferensi Asia Afrika menyelenggarakan
berbagai kegiatan menarik
yang
bertajuk “Bandung
Spirit for Palestine”.
Mengawali rangkaian kegiatan, pada hari Rabu tanggal 26 Desember 2012
“Culture
Festive: Arabian Day”
akan
diadakan
di
Ruang Audiovisual Museum KAA. Dalam
acara itu
akan
dihadirkan
seni
budaya Timur Tengah dan The
Beauty of Hijab Workshop pada
Pkl. 13.00-16.00 WIB. Acara
akan dilanjutkan dengan bedah buku karya
R. Garaudy, “Israel
dan Praktik Zionisme”
pada Pkl. 17.00-20.00 WIB. Thomas Siregar, Kepala Museum KAA
memaparkan
“Informasi
yang berimbang tentang isu Timur Tengah diharapkan dapat menjawab
segala rasa ingin tahu kita selama ini, khususnya kalangan generasi
muda”.
Bendera Palestina |
Tak
lupa bagi peminat film, khususnya
genre sejarah, sebuah film kolosal berlatar Timur Tengah, “Kingdom
of Heaven”
akan
digelar
hari
Kamis tanggal
27 Desember 2012
Pkl. 13.00-17.00 WIB di Ruang Audiovisual Museum KAA. Film akan
dikupas tuntas oleh Alfitri Adlin dan Tobing, Jr. dalam diskusi seru
yang dimoderasi Adew Habtsa.
Dengan
pemutaran dan diskusi film ini kita bisa mendapatkan pengetahuan baru
mengenai sejarah Timur Tengah dan sejarah Perang Salib di abad ke-12
dengan cara yang menyenangkan.
Trailer Film "Kingdom of Heaven"
Di
hari terakhir di tahun 2012 ini,
Senin 31 Desember,
Pkl. 13.00-17.00 WIB akan
digelar
talkshow “Bandung
Spirit: Dulu, Kini & Masa Depan”
di
Ruang Pamer Tetap Museum KAA. Talkshow akan menghadirkan
narasumber yang
berkompeten di bidangnya,
yaitu Direktur Timur Tengah - Kemlu, Budhyana Kartawidjaja (Pimred.
HU Pikiran Rakyat), Dina Y. Sulaeman (Pengamat Hubungan Internasional
dan Kajian Timur Tengah) dan Hendrajit (Direktur Eksekutif Global
Future Institute) serta Teuku Reza (Dosen Universitas Padjadjaran)
sebagai moderator.
Pada
kesempatan ini juga, pameran foto
“Bandung Spirit for Palestine”
direncanakan akan dibuka resmi oleh Gubernur
Jawa Barat, Ahmad Heryawan.
Pameran berlangsung hingga akhir Januari 2013 dan terbuka untuk umum.
Awal
mula
konflik Timur Tengah hingga tercapainya pengakuan Palestina sebagai
negara merdeka dan berdaulat disajikan secara apik untuk pengunjung
museum. Pameran
foto ini bisa jadi acara yang tidak boleh dilewatkan bagi penggemar
fotografi, sejarah, politik luar negeri maupun bagi
orang-orang
yang peduli pada Palestina.
Masih
dalam rangkaian kegiatan, Museum KAA sambut malam pergantian tahun
2012-2013 pada Senin (31/12) dengan menawarkan layanan khas tahunan
“Night
at the Museum”.
Sejak Pkl. 19.00-00.59 WIB, kita
bisa
menikmati sensasi suasana mengunjungi
museum di malam hari. Selain itu, kita
juga bisa menikmati berbagai
pertunjukkan bernafas kebangsaan berupa seni akustik, angklung hingga
penampilan teatrikal dan stand aneka kuliner di Selasar Timur Museum
KAA. Bagi
masyarakat Bandung dan luar kota yang berkunjung ke Bandung,
menikmati pergantian tahun di Museum KAA bisa jadi salah satu
pengalaman baru yang menyenangkan dan tak terlupakan.
Semua
kegiatan ini terbuka untuk umum dan GRATIS, dan terselenggara dengan
semangat kerja sama antara Museum KAA, Kementerian Luar Negeri dan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta didukung oleh kalangan komunitas
masyarakat, antara lain: Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika
(SMKAA), Komunitas Film LayarKita, Asian-African Reading Club (AARC)
serta berbagai komponen masyarakat lainnya. Untuk
informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Museum
Konperensi Asia-Afrika di no telp.: (+62-22) 4233564 / Faks.:
(+62-22) 4238031 atau melalui jejaring sosial Twitter:
@AsiAfricaMuseum dan Facebook:
Friends of Museum of the Asian-African Conference. Ayo
nikmati berbagai acara menarik di atas sekaligus tunjukkan kepedulian
kita terhadap Palestina, datang langsung ke Museum Konperensi
Asia-Afrika di Jalan
Asia Afrika No.65 Bandung 40111.
Peta Lokasi Museum KAA: "B" |
Comments
Post a Comment