Skip to main content

Pengalamanku Mengunjungi Markas NATO di Brussels, Belgia

Menunggu bis


Hari ini adalah hari kunjungan ke markas NATO dan Parlemen Eropa di Brussels, Belgia. Berkat tidur lebih awal, saya akhirnya bisa bangun lebih pagi. Jam 5 saya sudah bangun dan langsung mandi, takutnya nanti ngantri buat pake kamar mandinya. Abis mandi saya langsung bikin sarapan kentang goreng plus sereal. Kami semua harus sudah kumpul di tempat yang udah ditentuin jam 6 pagi, soalnya katanya takut nanti kami terjebak macet dan kami harus sudah sampai di markas NATO jam 8. Kami harus datang tepat waktu di sana soalnya mereka strict banget. 

Lambang NATO

Pas saya lagi sarapan, temen-temen yang lain baru bangun dan langsung mandi n siap-siap. Meskipun masih ngantuk banget, tapi saya sangat bersemangat hari ini soalnya excited ingin melihat seperti apa Belgia, markas NATO dan markas Parlemen Eropa. Setelah teman-teman siap semua,saya dan kelima teman housing berangkat bareng ke tempat kumpul. Sejak dua hari sebelumnya, pihak Universitas Utrecht udah ngingetin untuk jangan lupa bawa paspor dan ngasih tau gimana cara pergi ke tempat kumpul. Ternyata begitu keluar dari gerbang University College Utrecht (UCU), udah banyak mahasiswa yang jalan kaki dan sepertinya mereka menuju tempat kumpul juga.

Jalan kaki ke tempat kumpul

Jalan Tol Belanda


Kalau biasanya dari gerbang UCU kami jalan kaki ke arah kiri, kalau sekarang ke arah kanan. Daerah ini belum pernah saya lewati sebelumnya. Ternyata di pinggir jalannya banyak rumah-rumah besar dan bagus tanpa pagar. Pagi itu udara masih cukup dingin, tapi ada matahari yang sedikit menghangatkan badan. Lalu sampailah kami di sebuah halte bis, karena masih pagi, bisnya pun datang lebih lama. Sudah banyak anak-anak yang ambil kelas European Politics and Economy yang berkumpul di halte itu. Saya juga bertemu dengan Sindy dan Astari (anak UNPAR Bandung). Sambil menunggu bis, kami mengobrol dan berfoto-foto. 

Setelah sekitar 15 menit menunggu akhirnya bisnya datang juga, dan di dalem bis ada dosen kami yang bernama Maurits dan dia menyuruh kami semua masuk. Bisnya penuh jadi banyak orang yang berdiri. Lalu kami turun di sebuah halte yang tak jauh dari sana. Dari halte itu, kami harus jalan kaki lagi yang cukup jauh, kira-kira kami berjalan kaki selama 10 menit. Begitu sampai di tempat kumpul, di sana ada dua bis besar yang sudah siap untuk mengantar kami semua ke Brussels. Kami masih berkumpul di depan bis dan menunggu anak-anak yang lainnya datang. 

Kincir Angin Modern Belanda

Di dalam bis bareng Max

Setelah cukup banyak orang berkumpul di depan bis, kami pun dipersilahkan masuk dan bebas memilih tempat duduk.  Saya duduk di sebrang pintu masuk dan di samping jendela. Lalu Max temen housing dari Hong Kong masuk dan dia duduk di samping saya. Dosen kami Pepijn menghitung jumlah anak yang sudah masuk dan duduk di bis agar tidak anak yang tertinggal. Ketika semua kursi sudah penuh dan Pepijn mengecek tiga kali, akhirnya bis pun mulai berangkat. Maurits berada di bis yang saya naiki. Dia memperkenalkan sopir bisnya dan kami pun bertepuk tangan.

Bis melaju di jalan raya kota Utrecht lalu menuju jalan tol yang saat itu tidak terlalu ramai. “Oh…kayak gini toh jalan toldi Belanda” kata saya dalam hati. Sebenernya sih sama-sama aja ma jalan tol di sini cuma kalau di Belanda jalan tolnya gratis. He he. Max ternyata tidur pulas duduk di samping saya. Mungkin karena masih ngantuk dan capek, banyak juga yang tidur di dalem bis, ada juga yang ngobrol dengan teman di sebelahnya. Sedangkan saya asyik melihat pemandangan di luar jendela. Kalau di Indonesia, di samping jalan tol ada persawahan, jurang-jurang, perbukitan, ataupun industri, di Belanda di pinggir jalan tolnya saya melihat padang rumput yang luas, di sana ada banyak sapi ataupun domba yang dengan bebasnya berkeliaran dan makan rumput. Ternyata iklan suatu produk susu itu benar kalo di Eropa sapi-sapi hidup di alam “bebas”. 

Tram Belgia

Bangunan di kota Brussels
 
Dari dalam bis saya juga melihat beberapa kincir angin modern dan kincir angin tua khas Belanda… Rasanya ingin sekali pergi mengunjungi kincir angin khas Belanda itu tapi entah bisa kapan…  Selain padang rumput dan juga perkebunan, di sisi-sisi jalan tol juga ada perindustrian. Kala itu langit jadi mendung dan sepertinya akan turun hujan. Meskipun hujan, semoga aja excursion ini tetap menyenangkan. Kira-kira sejam lebih kami sudah masuk ke wilayah Belgia. Di luar pun saya melihat banyak mobil berplat B (Belgium). 

Kira-kira setengah jam, saya sampai di Brussels! Bangunan-bangunan di Brussels hamper mirip seperti bangunan Belanda. Di pusat kota saya juga bisa melihat tram Belgia. Ibukota Belgia ini pun diguyur hujan gerimis. Saya ambil kamera digital saya untuk mengabadikan beberapa bangunan unik di Brussels ini. Akhirnya saya bisa ke Belgia juga, jadi ga sabar buat nginjekkin kaki di tanah Belgia :D hehe. Dosen Maurits dengan menggunakan mikrofon mengabarkan bahwa kami sebentar lagi akan sampai di Markas NATO dan dia menyuruh kami untuk membawa paspor dan jangan membawa handphone ataupun kamera digital ke dalam Markas NATO. Yaaah….saya pun langsung kecewa karena ga bisa foto-foto di dalem sana. Tapi kalau dipikir-pikir memang wajar sih ga boleh foto-foto, organisasi sekelas NATO pasti super ketat dan super rahasia! Jadi makin penasaran kayak apa sih markas NATO.

Markas NATO dari jauh

Pintu masuk Markas NATO

Pintu masuk Markas NATO

Akhirnya bis pun mulai mengurangi kecepatannya dan saya sudah bisa melihat gedung-gedung di NATO headquarters ini. Di depannya terdapat bendera-bendera anggota NATO dan lambang NATO dengan ukuran besar di tengah-tengah tiang-tiang bendera. Lalu bis mulai masuk ke dalam gedung yang dikelilingi pagar tinggi ini. Kedua bisa mencari tempat parker kosong lalu kami siap-siap untuk turun. Saya hanya membawa paspor, dompet dan kamera saya tinggalkan di dalam bis. Kami mulai keluar dari bis, ternyata masih gerimis dan udara dingin banget (buat saya). Akhirnya saya menginjakkan kaki di Belgia!!! :D Saya hanya mengenakan kemeja batik dan celana jeans. Setelah semua anak di luar, dosen Pepijn menyuruh kami untuk mengikuti dia. Kami pergi menuju pintu masuk untuk pengunjung dan wartawan. 

Di depan pintu masuk kami mengantri, ada pos pemeriksaan di pintu masuk dan kami harus masuk satu per satu. Di luar pos ada beberapa tentara NATO yang berjaga. Pertama kami harus menyerahkan paspor ke orang yang memeriksa paspor di dalam ruang berkaca anti peluru. Bapak-bapak itu memeriksa parpor kami dengan teliti dan mencocokkan nama kami dengan daftar nama pengunjung yang sebelumnya dibuat oleh pihak kampus Utrecht University. Kalau nama dan nomor paspor kami tidak cocok, bisa-bisa kami tidak bisa masuk ke dalam Markas NATO. Setelah petugas itu memeriksa paspor saya dan cocok, saya pun dipersilahkan lanjut. Lalu saya harus melewati alat detektor, saya juga harus melepas sabuk celana saya. Setelah lolos, saya pun menuju pintu keluar pos dan sudah berada di halaman markas NATO. 

jalanan di Brussels

Kota Brussels pagi hari

Ternyata ada beberapa anak yang nekat bawa HP dan tentu saja ketahuan, jadi HP nya ditahan di pos dan bisa diambil lagi pas mau pulang. Setelah semua anak beres melewati pos pemeriksaan, kami semua mengikuti Pepijn menuju pintu masuk gedung. Gedungnya gede dan luas. Kantornya terlihat cukup nyaman dan bagus, lalu kami disuruh masuk ke ruang pertemuan dan dipersilahkan duduk. Setelah semua masuk ke ruang itu dan duduk, ada seorang pegawai senior NATO yang masuk. Di depan podium, beliau mengucapkan selamat datang dan menyampaikan pidato sambutannya dalam bahasa Inggris. Setelah itu, beliau menyampaikan penjelasan mengenai apa itu NATO dan tugas-tugas NATO sejak dulu hingga sekarang. 

NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau dalam bahasa Indonesia Pakta Pertahanan Atlantik Utara adalah sebuah organisasi Internasional yang bergerak di bidang keamanan bersama, didirikan tahun 1949 dan bermarkas di Brussels, Belgia. Para Negara anggota NATO diantaranya adalah Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Belanda, Belgia, Denmark, Norwegia, Spanyol, Jerman, Luxembourg, Turki, Yunani, dsb. Tujuan utama NATO adalah untuk menjaga perdamaian. Setelah penjelasan panjang lebar selama kira-kira 20 menit, kami dipersilahkan mengajukan pertanyaan mengenai NATO. Ada tiga penanya dan pegawai senior NATO itu pun menjawab dengan sejelas-jelasnya dan sediplomatis mungkin. Setelah itu kami keluar dari ruangan dan satu per satu kami diberi kenang-kenangan berupa pulpen, buku catatan dan kantong plastik NATO. 

Salah satu taman di Brussels

Banguanan2 di Brussels


Setelah itu kami dipersilahkan keliling-keliling di dalam kantor itu, ternyata ada toko souvenir yang cukup besar di sana. Ada berbagai macam barang seperti kaos, boneka, tas, jaket, buku, gantungan kunci, dan masih banyak lainnya yang berbau NATO. Nyesel banget saya ga bawa dompet, jadi ga bisa beli apa-apa. Padahal kapan lagi saya bisa berkunjung ke Markas NATO, mungkin ini sekali seumur hidup. Tapi ya udah mau gimana lagi… Saya dan teman-teman berkeliling toko dan cuma cuci mata di toko souvenir itu. Lalu saya keluar, Sampson (teman dari Hong Kong) membawa peta NATO gitu, saya tanya dia dapet di mana? Dia mengajak saya ke suatu ruangan, ternyata itu ruangan publikasi NATO. Di rak-raknya tersedia peta-peta, CD, VCD dan DVD documenter NATO, juga ada pembatas buku NATO, kartu pos NATO, dll. Kami boleh ngambil itu semua gratis. Ya udah aku ambil dengan jumlah yang agak banyak buat dibagiin ke temen-temen. Hehehe. 

Setelah itu saya keluar dari ruangan itu, saya bertemu Sindy dan Astari. Di pojokan tersedia berbagai macam minuman, kami bertiga menuju sana dan saya mengambil jus jeruk. Setelah minum kami disuruh Maurits untuk berkumpul dan siap-siap untuk keluar dan kembali ke bis. Lalu kami semua berjalan menuju pintu keluar. Di luar, hujan sudah berhenti tetapi masih mendung dan udara masih dingin. Kami kembali melewati pos pemeriksaan tetapi karena kami menuju pintu keluar, jadi kami hanya melewati petugas yang berjaga di situ, melewati penjaganya saya mengucapkan terima kasih dalam bahasa Perancis “Merci!”. Tentara penjaganya menganggukkan kepala dan tersenyum. Lalu kami semua kembali ke dalam bis, ke tempat duduk masing-masing. Setelah dosen Pepijn memeriksa semua anak sudah masuk dan duduk, dan tidak ada mahasiswa yang tertinggal, bis pun mulai meninggalkan Markas NATO. Seneng banget bisa punya kesempatan langka mengunjungi Markas NATO ini! Kalau saya tidak ikut kelas European Politics and Economy di Utrecht Summer School ini, mungkin saya ga punya kesempatan masuk ke sana. Meskipun sangat ketat untuk masuk ke Markas NATO, tetapi para tentara dan pegawai NATO tetap ramah menyambut pengunjung. 

Kemudian kami memulai perjalanan menuju Parlemen Eropa…! (to be continued…) :)

Comments

  1. Keren!! semoga next year bisa ikutan summer school juga :)

    ReplyDelete
  2. Makasih banyak! :) Aminnn Ayo berjuang tahun depan! :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sastra Perancis UNPAD

Aku sekarang kuliah di jurusan sastra Perancis UNPAD.Mungkin kebanyakan orang berpikir sastra itu mudah...Tapi kenyataannya tidak. Ilmu dari segala ilmu adalah filsafat, setelah itu dibawahnya adalah logika, dan dibawahnya adalah sastra, setelah itu lalu cabang-cabang ilmu lainnya.Untuk mendapatkan gelar doktor di jurusan sastra sangatlah sulit, tidak semudah jurusan kedokteran, psikologi, ekonomi atau ilmu2 lainnya. Sastra tidak sekedar mempelajari bahasa, tapi lebih dari itu. Ketika aku ingin memilih jurusan untuk SPMB, aku putuskan memilih sastra Perancis UNPAD di pilihan kedua karena aku sangat ingin bisa berbahasa Perancis, bahasa yang sangat romantis dan elegan menurutku. Tapi Om ku berkata, "les aja bahasa Perancis kalo mau bisa bahasanya." tapi aku juga ingin mempelajari kebudayaan dan sejarah Perancis, sebuah negara yang punya pengaruh besar di Eropa dan dunia. Dan yang ibukotanya menjadi pusat mode dunia dan mempunyai ikon yang populer, menara Eiffel. Seka

Belajar dari Kesuksesan Pocari Sweat!

Siapa sih yang ga kenal Pocari Sweat ? Ya, minuman isotonik itu sekarang udah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Minuman ini adalah pelopor minuman isotonik di negara asalnya Jepang dan di Indonesia. Tau ga sih kalo ternyata Pocari Sweat itu waktu awal produksinya mengalami kegagalan dan penolakan oleh masyarakat? Gimana sih asal mula diproduksinya minuman ini? Penasaran kan? Coba deh liat video di bawah ini. Dengan alur cerita yang sederhana tapi menarik, pasti kalian bisa ngerti asal mula minuman ini tercipta sampe keberhasilannya sekarang. Kita juga bakal dapet banyak pengetahuan dari video ini.    Gimana? Dah ditonton kan videonya? Inspiratif banget ya videonya! Ga nyangka juga kan ternyata Pocari Sweat muncul dari ide "cairan infus yang bisa diminum" untuk mengganti cairan tubuh yang hilang melalui keringat ketika kita beraktivitas dan ternyata Pocari Sweat mendapatkan kesuksesan dengan cara yang ga gampang.   Hikmah yang bisa saya petik dari video itu a

15 Maret 2012, Saya Sidang Skripsi dan Menjadi Sarjana!

Seminggu sebelumnya... Saya, Mela, Bunga, Sheira dan Nene (Elia) sedang jalan kaki di gerbang UNPAD hendak keluar dari kampus. Tiba-tiba Sheira teriak : « Ayy, nih telepon dari Icha ! ». Lalu saya ambil handphone Sheira dan mendengarkan suatu kabar yang sangat mengangetkan bagi saya : « Rick, jadwal sidang kita dimajuin ! Jadi tanggal 15 ! », kata Icha. Perasaan saya bercampur aduk, sangat kaget sekaligus senang ! Ketika saya lihat handphone saya, ternyata ada miss called dari Icha. Saya kaget karena dua hari sebelumnya saya pasang status di Facebook « Ya Allah, semoga Kau memberikan kado terindah untuk ulang tahun saya di tahun ini. » Saya tersadar, mungkin itulah jawaban dari Tuhan. Seharusnya saya dan Icha sidang tanggal 28 Maret tetapi dimajukan 2 minggu jadi tanggal 15. Saya lalu menyelesaikan dengan cepat semua bagian skripsi yang belum selesai seperti daftar isi, sinopsis, belum lagi ditambah revisian dari pembimbing kedua. Pada hari Jumat tanggal 9 Maret saya menyebar