Skip to main content

Akhirnya Lulus Master (S2) di Prancis

Tahun 2014 silam, saya menulis artikel blog berjudul "Perjuangan Dua Tahun Akhirnya Berbuah Manis: Beasiswa Eiffel!" dan sekarang dua tahun pun telah berlalu... Saya masih ingat di hari-hari pertama kuliah S2 di Bordeaux sini, saya masih merasakan jet lag. Rasa lelah yang masih melekat di badan, rasa kantuk yang cukup berat, tapi semua itu tak mengalahkan rasa antusiame saya untuk memulai tahun pertama sebagai mahasiswa S2. Awalnya saya berpikir bahwa saya mungkin saja tidak lulus tahun pertama karena pelajarannya cukup berat dan di bidang yang baru saya kenal. Maklum lulusan Sastra Prancis tapi sekarang belajarnya urbanisme Prancis, hukum lingkungan, pariwisata Prancis, dll. Di minggu-minggu pertama juga saya masih merasakan gegar budaya (culture shock) dan juga banyak istilah-istilah teknis yang tidak saya mengerti. 

Tesis tahun kedua saya

Perkuliahan di Prancis sangat jauh berbeda dibandingkan dengan pekuliahan di Indonesia. Di sini murid-murid lebih dituntut untuk aktif, mandiri dan bertanggung jawab. Saat dosen sedang menjelaskan di depan kelas, murid juga bisa mengajukan pertanyaan sewaktu-waktu. Kadang murid dan dosen pun bisa berdebat jika mereka berbeda pendapat. Kalau di Indonesia ada rasa segan atau mungkin takut sama dosen, di sini ga ada sama sekali. Dosen saya sekaligus penanggungjawab Master saya pernah bilang ke saya di depan temen-temen yang lain "Saya masih ingat dulu ada mahasiswi Indonesia juga namanya W****. Dia baik dan hormat banget sama dosen-dosen. Di Prancis mah murid-muridnya udah ga ada rasa hormat lagi ama dosen" cerita beliau sambil tertawa. Dia bilang gitu pas hari-hari pertama kuliah. Begitu waktu berlalu, saya jadi mengerti apa maksud beliau. Temen-temen saya banyak yang ngobrol sendiri pas dosen nerangin, ada juga yang maen HP. 

Singkat cerita, setelah 2 tahun kuliah, 2 kali magang di perusahaan swasta Prancis, 2 kali bikin skripsi...akhirnya tanggal 19 September 2016 saya sidang tesis. Perjuangan untuk membuat 200 halaman skripsi ini pun tidak mudah. Meskipun tahun 2015 saya sudah pernah sidang skripsi untuk tahun pertama, tapi tetap saja saya merasa deg-degan dan takut. Haha. Mungkin karena efek akan berhadapan dengan dua penguji orang Prancis dan harus berargumen dengan bahasa Prancis. Setelah lima belas menit presentasi, 30 menit berikutnya adalah sesi tanya jawab. Alhamdulillah semuanya berlangsung dengan lancar dan baik. Komentar-komentar dosen-dosen pun alhamdulillah positif. Saya pikir mereka akan mengumumkan hasil sidang langsung, ternyata besoknya. Tapi begitu meninggalkan ruang sidang, saya tak bisa berhenti tersenyum karena saya merasa lega dan bahagia bahwa saya telah melewati salah satu proses yang sulit, sidang tesis S2. 

Ruang sidang tesis saya :D

Keesokan harinya saya mendapat email lengkap dengan daftar nilai tahun kedua. Saya pun dinyatakan LULUS dan sukses menyelesaikan program S2! Rasa syukur yang tak terhingga saya ucapkan kepada Tuhan YME atas segala bantuanNya. Saya pun langsung menelepon ibu saya di Bandung, Indonesia. Well, akhirnya saya pun selesai menjalani mimpi saya. Mimpi untuk melanjutkan sekolah ke jenjang S2 sudah terpenuhi. Sekarang saatnya berjuang untuk merealisasikan impian yang lainnya. Makasih buat kalian semua yang baca blog saya, jangan sungkan untuk follow saya di berbagai sosial media di bawah ini : 


Comments

  1. wah, congrats ka! keren banget sama perjuangannya. setelah saya tadi liat tentang artikel pertama kali kakak masuk Sasper, tadinya minder tapi pas lihat ini ngga sama sekali. aku emang ada cita-cita kuliah S2 di luar negeri dan kebetulan juga insyallah saya akan ambil kuliah sastra. tapi saya masih dilema, untuk ambil sastra belanda atau sastra perancis. Apa dosen di unpad seseram apa yang kakak ceritain di artikel awal itu ? hehe, oh ya kalau gedung sastra perancis dimana ka? di Bandung apa di Jatinangor ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hey Erica. Makasih banyak sudah berkunjung ke blog saya dan kasih komentar. Saya juga dulu kepikiran pengen ambil Sastra Belanda tapi karena adanya di UI doang jadinya ga jadi deh karena pengen tinggal di Bandung. Yang penting pilih sesuai hati kamu aja pilihannya biar ngejalaninnya ga berat.
      Haha mungkin saya dulu kebawa perasaan dan lagi galau, sebenernya ga seseram yang kalian bayangkan. Mereka baik2 kok terutama ma mahasiswa2 yang rajin belajar, ngerjain semua tugas2 yg mereka kasih dan mau berusaha... Sekarang setelah lulus kita masih sering komunikasi ma dosen2 lewat FB.
      Semua sastra UNPAD adanya di Jatinangor. :)

      Delete
  2. Congrats ya :) btw mau tanya info , waktu kaka apply apa ipk nya mesti di convert dulu ke french grading scale? Trus pas saya liat admission requirement di web kan diminta reference letter 2. Maksudnya reference letter nya request nya dri pihak mana ya. Thanks ka

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hey. Makasih banyak :)
      Ga usah diconvert IPKnya. Bisa ditulis di CVnya atau di motivation letter nya "3,xx de 4,00". Kamu bisa minta referencenya dari pihak universitas misal ketua jurusan kamu atau pihak dekanat. Atau ga klo kamu udah pernah kerja atau magang bisa minta juga ke atasan kamu. Semoga membantu.

      Delete
  3. Selamat, kak. Sangat inspiratif blognya, saya baca dari post 'Vous êtes abrutis' dan waktu itu masih SMA, dan sekarang sudah kuliah tahun pertama French Studies, minat sendiri sih, tapi gara-gara baca blog kakak jadi makin mantap sama pilihan, soalnya sempat nyia-nyiain setahun kuliah di jurusan lain. Saya ingin berbicara dan bertanya banyak ke kakak (lebih ke ingin konsultasi sih, hehe) mengenai studi, apa via e-mail bisa kak? Atau saya chat kakak via instagram aja langsung? J'ai besoin de vos conseils pour mes études, je veux vous envoyer un message, vous pouvez me donner votre courriel si vous voulez à amirulhaqqi@gmail.com. Merci beaucoup!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ah, maaf kak, ternyata e-mail kakak tercantum dihalaman contact me, hahaha sorry. Saya bakal e-mail kakak langsung, tolong dibalas ya kak. Merci beaucoup.

      Delete
  4. bonjour mas,
    boleh bagi tips nya bagaimana sih bentuk tahapan membuat tesis di perancis??? belum ada bayangan, dan langkaah-langkahnya..

    merci mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bonjour Peri,
      Di sini lebih mudah kok membuat tesisnya.
      Tergantung jurusan juga sih. Kalo saya tesis tahun pertama milih tema sendiri. Kalau diapprove baru kita buat pendahuluannya dan kerangka tesisnya. Kalo menurut dosen sudah bagus, baru kita lanjutin. Di sini ga ada bimbingan jadi kerja sendiri, tapi kalo ada pertanyaan boleh minta bantuan dosen. dua minggu sebelum sidang kita harus kirim tesis kita 85% harus selesai. Kalo kata dosen OK, kita boleh lanjut sidang.
      Kalau tesis tahun kedua disesuaikan ma tempat magang kita.
      Tetep kita kerja sendiri dan kirim tesis yg kita buat ke dosen dua minggu sebelum sidang, kalau kata dosen OK, kita beresin tesis dan sidang. Dosen pas liat tesis kita sebelum sidang suka kasih kritik dan saran juga jadinya harus dikerjain secepatnya sebelum sidang.

      Delete
  5. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sastra Perancis UNPAD

Aku sekarang kuliah di jurusan sastra Perancis UNPAD.Mungkin kebanyakan orang berpikir sastra itu mudah...Tapi kenyataannya tidak. Ilmu dari segala ilmu adalah filsafat, setelah itu dibawahnya adalah logika, dan dibawahnya adalah sastra, setelah itu lalu cabang-cabang ilmu lainnya.Untuk mendapatkan gelar doktor di jurusan sastra sangatlah sulit, tidak semudah jurusan kedokteran, psikologi, ekonomi atau ilmu2 lainnya. Sastra tidak sekedar mempelajari bahasa, tapi lebih dari itu. Ketika aku ingin memilih jurusan untuk SPMB, aku putuskan memilih sastra Perancis UNPAD di pilihan kedua karena aku sangat ingin bisa berbahasa Perancis, bahasa yang sangat romantis dan elegan menurutku. Tapi Om ku berkata, "les aja bahasa Perancis kalo mau bisa bahasanya." tapi aku juga ingin mempelajari kebudayaan dan sejarah Perancis, sebuah negara yang punya pengaruh besar di Eropa dan dunia. Dan yang ibukotanya menjadi pusat mode dunia dan mempunyai ikon yang populer, menara Eiffel. Seka

Belajar dari Kesuksesan Pocari Sweat!

Siapa sih yang ga kenal Pocari Sweat ? Ya, minuman isotonik itu sekarang udah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Minuman ini adalah pelopor minuman isotonik di negara asalnya Jepang dan di Indonesia. Tau ga sih kalo ternyata Pocari Sweat itu waktu awal produksinya mengalami kegagalan dan penolakan oleh masyarakat? Gimana sih asal mula diproduksinya minuman ini? Penasaran kan? Coba deh liat video di bawah ini. Dengan alur cerita yang sederhana tapi menarik, pasti kalian bisa ngerti asal mula minuman ini tercipta sampe keberhasilannya sekarang. Kita juga bakal dapet banyak pengetahuan dari video ini.    Gimana? Dah ditonton kan videonya? Inspiratif banget ya videonya! Ga nyangka juga kan ternyata Pocari Sweat muncul dari ide "cairan infus yang bisa diminum" untuk mengganti cairan tubuh yang hilang melalui keringat ketika kita beraktivitas dan ternyata Pocari Sweat mendapatkan kesuksesan dengan cara yang ga gampang.   Hikmah yang bisa saya petik dari video itu a

15 Maret 2012, Saya Sidang Skripsi dan Menjadi Sarjana!

Seminggu sebelumnya... Saya, Mela, Bunga, Sheira dan Nene (Elia) sedang jalan kaki di gerbang UNPAD hendak keluar dari kampus. Tiba-tiba Sheira teriak : « Ayy, nih telepon dari Icha ! ». Lalu saya ambil handphone Sheira dan mendengarkan suatu kabar yang sangat mengangetkan bagi saya : « Rick, jadwal sidang kita dimajuin ! Jadi tanggal 15 ! », kata Icha. Perasaan saya bercampur aduk, sangat kaget sekaligus senang ! Ketika saya lihat handphone saya, ternyata ada miss called dari Icha. Saya kaget karena dua hari sebelumnya saya pasang status di Facebook « Ya Allah, semoga Kau memberikan kado terindah untuk ulang tahun saya di tahun ini. » Saya tersadar, mungkin itulah jawaban dari Tuhan. Seharusnya saya dan Icha sidang tanggal 28 Maret tetapi dimajukan 2 minggu jadi tanggal 15. Saya lalu menyelesaikan dengan cepat semua bagian skripsi yang belum selesai seperti daftar isi, sinopsis, belum lagi ditambah revisian dari pembimbing kedua. Pada hari Jumat tanggal 9 Maret saya menyebar