Seminggu sebelumnya...
Saya, Mela, Bunga, Sheira
dan Nene (Elia) sedang jalan kaki di gerbang UNPAD hendak keluar dari
kampus. Tiba-tiba Sheira teriak : « Ayy, nih telepon dari
Icha ! ». Lalu saya ambil handphone Sheira dan
mendengarkan suatu kabar yang sangat mengangetkan bagi saya :
« Rick, jadwal sidang kita dimajuin ! Jadi tanggal 15 ! »,
kata Icha. Perasaan saya bercampur aduk, sangat kaget sekaligus
senang ! Ketika saya lihat handphone saya, ternyata ada miss
called dari Icha. Saya kaget karena dua hari sebelumnya saya pasang
status di Facebook « Ya Allah, semoga Kau memberikan kado
terindah untuk ulang tahun saya di tahun ini. » Saya tersadar,
mungkin itulah jawaban dari Tuhan.
Seharusnya saya dan Icha
sidang tanggal 28 Maret tetapi dimajukan 2 minggu jadi tanggal 15.
Saya lalu menyelesaikan dengan cepat semua bagian skripsi yang belum
selesai seperti daftar isi, sinopsis, belum lagi ditambah revisian
dari pembimbing kedua. Pada hari Jumat tanggal 9 Maret saya
menyebarkan draft skripsi ke para penguji dan pembimbing saya. Bapak
saya baik hati untuk bolos kerja demi mengantarkan saya ke Jatinangor
karena masih ada syarat sidang yang harus saya urus, lalu ke rumah
penguji di daerah Gede Bage dan ke rumah pembimbing di Tubagus
Ismail. Kalau tidak ada dia, pasti saya akan lebih repot lagi.
Saya juga mengirimkan SMS
ke semua sahabat saya, agar mereka mendoakan saya supaya sidang saya
berjalan lancar. Dan saya merasa sangat beruntung mempunyai banyak
sahabat yang baik yang merespon SMS saya, menyemangati saya dan
mendoakan saya.
Hari Minggu saya membaca
keseluruhan skripsi saya, ternyata masih banyak kesalahan penulisan
dan penerjemahan dari bahasa Perancis ke Indonesia, hal itu membuat
saya sangat stress dan hopeless. Belum lagi ada kesalahan-kesalahan
lain yang saya lakukan akibat waktu yang mepet dan saya yang stress.
Saya terus menyiapkan teori-teori untuk memperkuat argumen saya di
sidang nanti. Saya tidak tahu sidang skripsi itu seperti apa...
Menurut cerita dari senior sih ada yang bilang sidang itu cukup
menyeramkan, tapi ada yang bilang biasa saja. Saya mencoba untuk
terus berpikir positif dan pasrah. Hari Senin, saya baru selesai
membuat slide PowerPoint untuk presentasi di sidang nanti.
H-1. Saya berusaha untuk
tidak menyentuh draft skripsi. Seharian saya hanya berdoa kepada
Allah SWT agar Dia berkenan membantu saya. Agar sidang saya berjalan
dengan lancar. Ibu terus mengatakan kepada saya bahwa dia ingin nilai
sidang skripsi saya dapat A dan itu membuat saya agak terbebani, saya
hanya bisa bilang « Ibu doakan aja. » karena saya sangat
tidak yakin akan dapat A dan melihat semua kesalahan yang saya
lakukan, saya pasrah... Lalu ibu menjawab « Tentu aja ibu
selalu doain kamu... »
Hari H. Kamis, 15 Maret
2012.
Pagi-pagi saya pergi ke
sebuah toko kue untuk membeli beberapa kue. Lalu setelah itu saya
pergi ke kampus dengan angkot. Jas yang ibu belikan saya tenteng,
belum ditambah barang bawaan lainnya. Hati udah makin ga karuan.
Deg-degan. Tapi di sisi lain, dukungan dari teman-teman dan
sahabat-sahabat terus mengalir dari Twitter dan BBM. Hal itu membuat
saya bersemangat dan sangat senang. Begitu sampai di Jatinangor, saya
pergi ke kosan Sheira. Dia mau membantu saya membawa barang. Kemudian
setelah itu, kami bertemu Icha dan kami bertiga pergi ke kosan Bunga.
Di sana Icha ganti baju dan saya meminjam laptop Bunga untuk
presentasi nanti.
Sekitar jam 12 kami pergi
menuju kampus. Saya dan Icha bertemu Mexind di dekat Dekanat dan
Mexind pun memfoto kami berdua. Setelah itu kami naik ke atas bertemu
Bu Ermini, pengurus administrasi di jurusan Sastra Perancis. Dia
membukakan pintu ruang sidang dan meminjamkan kami infokus. Mexind
membantu saya dan Icha untuk menyiapkan laptop dan infokusnya.
Ketika semuanya sudah
siap kami tinggal menunggu waktu. Beberapa lama kemudian Arsya
datang. Sahabat saya itu datang untuk memberikan dukungan, saya
senang sekali dia datang. Beberapa lama kemudian Sheira, Bunga, dan
Mela pun datang. Giliran pertama adalah Icha. Saya dan teman-teman
menunggu di luar ruang sidang. Gizca, sahabat saya juga datang untuk
memberikan dukungan. Icha di dalam satu jam setengah lebih !
Lama banget ! Saya menunggu dengan perasaan tak karuan.
Lalu giliran saya masuk.
Saya memulai presentasi dengan bahasa Perancis. Ketika sedang
menjelaskan, gara-gara nerveous tiba-tiba saya lupa bahasa
Perancisnya suatu angka yang ada di slide saya. Pembimbing saya
membantu dengan gerakan mulutnya, tapi saya tetap lupa. Beberapa
detik kemudian saya ingat dan presentasi saya akhirnya selesai dan
berjalan lancar. Sesi tanya jawab pun dimulai, pertanyaan pertama
dengan bahasa Perancis, lalu setelahnya dengan menggunakan bahasa
Indonesia. Saya berusaha untuk menjawab sebaik mungkin. Setelah semua
pembimbing dan penguji mengajukan pertanyaan, sidang saya selesai dan
saya dipersilahkan keluar.
Saya pun keluar dengan
perasaan LEGA ! Sidang saya berjalan sekitar 45 menit dan
ternyata tidak seseram yang saya pikirkan sebelumnya. Semua
teman-teman bertanya kejadian di dalam seperti apa. Saya pun
menceritakan dan beberapa menit kemudian dosen mempersilahkan saya
dan Icha masuk. Katanya teman-teman lainnya juga boleh masuk.
Akhirnya semua orang masuk ke ruang sidang untuk Yudisium dan
mendengarkan hasil sidang skripsi saya dan Icha.
Inilah momen-momen yang
menegangkan juga bagi saya. Ketika pemimpin sidang yang juga menjadi
pembimbing saya sudah mengumumkan nilai Icha, saya makin deg-degan.
Lalu akhirnya diumumkan bahwa saya mendapat nilai A untuk skripsi
saya dan itu menjadikan IPK saya naik dan beliau bilang saya
cumlaude. Rasanya GAK PERCAYA dan saya kaget. Saya sangat-sangat
bersyukur kepada Allah SWT. Saya sempat berpikir bahwa mustahil saya
bisa dapat nilai A, B saja sudah syukur dan saya juga sudah
menyiapkan mental untuk penurunan IPK saya jika saya memang mendapat
nilai B.
Tak terasa saya
mengeluarkan air mata karena sangat terharu, bersyukur dan tak
percaya. Saya langsung teringat ibu saya. Dia yang menginginkan saya
dapat nilai A, dan berkat doa dia juga saya bisa mendapatkannya.
Dengan semua pengorbanan ibu dan bapak saya agar saya bisa kuliah dan
akhirnya tanggal 15 Maret 2012 ini saya lulus kuliah, menjadi sarjana
dan dengan nilai yang cukup baik, saya harap kedua orang tua saya
bisa senang dan bangga. Karena hanya inilah yang bisa saya berikan
untuk mereka sebagai seorang mahasiswa. Saya pun sangat bahagia
karena semua usaha dan kerja keras saya selama 4 bulan untuk
menyelesaikan skripsi saya ini terbayarkan dengan indahnya. Setelah
itu, saya, Icha, kedua pembimbing dan kedua penguji berfoto bersama.
Bagi saya, ini adalah salah satu kado terindah dari Tuhan bagi ulang
tahun saya pada tanggal 20 Maret 2012 ini.
Saya kembali teringat
ketika semester pertama, salah satu dosen saya menjelaskan sistem
perkuliahan di jurusan saya ini dan saya sempat bertanya « Bagaimana
untuk bisa lulus dengan cumlaude ? » beliau pun
menjelaskan dan setelah menjalani perkuliahan, saya lupa dengan
« satu kata » itu dan tak terpikirkan lagi di otak saya.
Dihadapkan dengan realitas betapa sulitnya untuk lulus dari jurusan
ini dan nilai-nilai saya di semester-semester awal banyak yang C, D,
bahkan ada E nya juga ! Mungkin salah satunya diakibatkan saya
kurang semangat karena pilihan pertama saya di SPMB adalah Hubungan
Internasional Universitas Indonesia dan saya pun hingga tahun kedua
masih mencoba untuk masuk STAN, salah satu sekolah impian saya.Tapi
manusia hanyalah bisa berencana dan Tuhan-lah yang akan menentukan
yang terbaik untuk kita. Saya benar-benar mengalami dan merasakan
pernyataan itu. Setlah berjuang 9 semester, saya bisa merubah
nilai-nilai saya yang jelek sehingga hanya tersisa « dua macam
nilai » di transkrip saya. Saya juga tak pernah mengira saya
bisa mendapatkan itu.
Kita hanya bisa berusaha,
berdoa dan pasrah. Tuhan pasti akan memberikan yang lebih indah
daripada yang kita minta. Dan saya akan terus melakukan itu untuk
meraih mimpi-mimpi saya selanjutnya... Tetaplah berusaha sebaik
mungkin yang dapat kita lakukan, meskipun cobaan terus datang,
meskipun kekurangan terus menghambat, tapi teruslah berusaha ditambah
berdoa dan yakin bahwa Tuhan akan membantu kita dari segala arah yang
tak kan pernah kita duga sebelumnya...
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteYa ampun Kak. Aku bayangin cerita ini sampe nangis tau.
ReplyDeleteWah... Masa sih ? :D Makasih ya udah mampir dan kasih komen. Semoga bisa menginspirasi. hehe
DeleteKa, memangnya kalo masuk sastra prancis sidang skripsinya pakai bahasa prancis juga?:D saya kelas 12 ada niat masuk sasper, nanya nanya boleh kan😁
ReplyDeleteHey Khofifah.
DeleteSebagian dalam bahasa Prancis dan sebagian lagi bahasa Indonesia.
Tapi tanya jawabnya dalam bahasa Indonesia kok ;)
Boleh dong.