Skip to main content

15 Maret 2012, Saya Sidang Skripsi dan Menjadi Sarjana!


Seminggu sebelumnya...
Saya, Mela, Bunga, Sheira dan Nene (Elia) sedang jalan kaki di gerbang UNPAD hendak keluar dari kampus. Tiba-tiba Sheira teriak : « Ayy, nih telepon dari Icha ! ». Lalu saya ambil handphone Sheira dan mendengarkan suatu kabar yang sangat mengangetkan bagi saya : « Rick, jadwal sidang kita dimajuin ! Jadi tanggal 15 ! », kata Icha. Perasaan saya bercampur aduk, sangat kaget sekaligus senang ! Ketika saya lihat handphone saya, ternyata ada miss called dari Icha. Saya kaget karena dua hari sebelumnya saya pasang status di Facebook « Ya Allah, semoga Kau memberikan kado terindah untuk ulang tahun saya di tahun ini. » Saya tersadar, mungkin itulah jawaban dari Tuhan.

Seharusnya saya dan Icha sidang tanggal 28 Maret tetapi dimajukan 2 minggu jadi tanggal 15. Saya lalu menyelesaikan dengan cepat semua bagian skripsi yang belum selesai seperti daftar isi, sinopsis, belum lagi ditambah revisian dari pembimbing kedua. Pada hari Jumat tanggal 9 Maret saya menyebarkan draft skripsi ke para penguji dan pembimbing saya. Bapak saya baik hati untuk bolos kerja demi mengantarkan saya ke Jatinangor karena masih ada syarat sidang yang harus saya urus, lalu ke rumah penguji di daerah Gede Bage dan ke rumah pembimbing di Tubagus Ismail. Kalau tidak ada dia, pasti saya akan lebih repot lagi.

Saya juga mengirimkan SMS ke semua sahabat saya, agar mereka mendoakan saya supaya sidang saya berjalan lancar. Dan saya merasa sangat beruntung mempunyai banyak sahabat yang baik yang merespon SMS saya, menyemangati saya dan mendoakan saya.

Hari Minggu saya membaca keseluruhan skripsi saya, ternyata masih banyak kesalahan penulisan dan penerjemahan dari bahasa Perancis ke Indonesia, hal itu membuat saya sangat stress dan hopeless. Belum lagi ada kesalahan-kesalahan lain yang saya lakukan akibat waktu yang mepet dan saya yang stress. Saya terus menyiapkan teori-teori untuk memperkuat argumen saya di sidang nanti. Saya tidak tahu sidang skripsi itu seperti apa... Menurut cerita dari senior sih ada yang bilang sidang itu cukup menyeramkan, tapi ada yang bilang biasa saja. Saya mencoba untuk terus berpikir positif dan pasrah. Hari Senin, saya baru selesai membuat slide PowerPoint untuk presentasi di sidang nanti.

H-1. Saya berusaha untuk tidak menyentuh draft skripsi. Seharian saya hanya berdoa kepada Allah SWT agar Dia berkenan membantu saya. Agar sidang saya berjalan dengan lancar. Ibu terus mengatakan kepada saya bahwa dia ingin nilai sidang skripsi saya dapat A dan itu membuat saya agak terbebani, saya hanya bisa bilang « Ibu doakan aja. » karena saya sangat tidak yakin akan dapat A dan melihat semua kesalahan yang saya lakukan, saya pasrah... Lalu ibu menjawab « Tentu aja ibu selalu doain kamu... »



Hari H. Kamis, 15 Maret 2012.
Pagi-pagi saya pergi ke sebuah toko kue untuk membeli beberapa kue. Lalu setelah itu saya pergi ke kampus dengan angkot. Jas yang ibu belikan saya tenteng, belum ditambah barang bawaan lainnya. Hati udah makin ga karuan. Deg-degan. Tapi di sisi lain, dukungan dari teman-teman dan sahabat-sahabat terus mengalir dari Twitter dan BBM. Hal itu membuat saya bersemangat dan sangat senang. Begitu sampai di Jatinangor, saya pergi ke kosan Sheira. Dia mau membantu saya membawa barang. Kemudian setelah itu, kami bertemu Icha dan kami bertiga pergi ke kosan Bunga. Di sana Icha ganti baju dan saya meminjam laptop Bunga untuk presentasi nanti.

Sekitar jam 12 kami pergi menuju kampus. Saya dan Icha bertemu Mexind di dekat Dekanat dan Mexind pun memfoto kami berdua. Setelah itu kami naik ke atas bertemu Bu Ermini, pengurus administrasi di jurusan Sastra Perancis. Dia membukakan pintu ruang sidang dan meminjamkan kami infokus. Mexind membantu saya dan Icha untuk menyiapkan laptop dan infokusnya. 

Ketika semuanya sudah siap kami tinggal menunggu waktu. Beberapa lama kemudian Arsya datang. Sahabat saya itu datang untuk memberikan dukungan, saya senang sekali dia datang. Beberapa lama kemudian Sheira, Bunga, dan Mela pun datang. Giliran pertama adalah Icha. Saya dan teman-teman menunggu di luar ruang sidang. Gizca, sahabat saya juga datang untuk memberikan dukungan. Icha di dalam satu jam setengah lebih ! Lama banget ! Saya menunggu dengan perasaan tak karuan.

Lalu giliran saya masuk. Saya memulai presentasi dengan bahasa Perancis. Ketika sedang menjelaskan, gara-gara nerveous tiba-tiba saya lupa bahasa Perancisnya suatu angka yang ada di slide saya. Pembimbing saya membantu dengan gerakan mulutnya, tapi saya tetap lupa. Beberapa detik kemudian saya ingat dan presentasi saya akhirnya selesai dan berjalan lancar. Sesi tanya jawab pun dimulai, pertanyaan pertama dengan bahasa Perancis, lalu setelahnya dengan menggunakan bahasa Indonesia. Saya berusaha untuk menjawab sebaik mungkin. Setelah semua pembimbing dan penguji mengajukan pertanyaan, sidang saya selesai dan saya dipersilahkan keluar.

Saya pun keluar dengan perasaan LEGA ! Sidang saya berjalan sekitar 45 menit dan ternyata tidak seseram yang saya pikirkan sebelumnya. Semua teman-teman bertanya kejadian di dalam seperti apa. Saya pun menceritakan dan beberapa menit kemudian dosen mempersilahkan saya dan Icha masuk. Katanya teman-teman lainnya juga boleh masuk. Akhirnya semua orang masuk ke ruang sidang untuk Yudisium dan mendengarkan hasil sidang skripsi saya dan Icha.

Inilah momen-momen yang menegangkan juga bagi saya. Ketika pemimpin sidang yang juga menjadi pembimbing saya sudah mengumumkan nilai Icha, saya makin deg-degan. Lalu akhirnya diumumkan bahwa saya mendapat nilai A untuk skripsi saya dan itu menjadikan IPK saya naik dan beliau bilang saya cumlaude. Rasanya GAK PERCAYA dan saya kaget. Saya sangat-sangat bersyukur kepada Allah SWT. Saya sempat berpikir bahwa mustahil saya bisa dapat nilai A, B saja sudah syukur dan saya juga sudah menyiapkan mental untuk penurunan IPK saya jika saya memang mendapat nilai B.

Tak terasa saya mengeluarkan air mata karena sangat terharu, bersyukur dan tak percaya. Saya langsung teringat ibu saya. Dia yang menginginkan saya dapat nilai A, dan berkat doa dia juga saya bisa mendapatkannya. Dengan semua pengorbanan ibu dan bapak saya agar saya bisa kuliah dan akhirnya tanggal 15 Maret 2012 ini saya lulus kuliah, menjadi sarjana dan dengan nilai yang cukup baik, saya harap kedua orang tua saya bisa senang dan bangga. Karena hanya inilah yang bisa saya berikan untuk mereka sebagai seorang mahasiswa. Saya pun sangat bahagia karena semua usaha dan kerja keras saya selama 4 bulan untuk menyelesaikan skripsi saya ini terbayarkan dengan indahnya. Setelah itu, saya, Icha, kedua pembimbing dan kedua penguji berfoto bersama. Bagi saya, ini adalah salah satu kado terindah dari Tuhan bagi ulang tahun saya pada tanggal 20 Maret 2012 ini. 



Saya kembali teringat ketika semester pertama, salah satu dosen saya menjelaskan sistem perkuliahan di jurusan saya ini dan saya sempat bertanya « Bagaimana untuk bisa lulus dengan cumlaude ? » beliau pun menjelaskan dan setelah menjalani perkuliahan, saya lupa dengan « satu kata » itu dan tak terpikirkan lagi di otak saya. Dihadapkan dengan realitas betapa sulitnya untuk lulus dari jurusan ini dan nilai-nilai saya di semester-semester awal banyak yang C, D, bahkan ada E nya juga ! Mungkin salah satunya diakibatkan saya kurang semangat karena pilihan pertama saya di SPMB adalah Hubungan Internasional Universitas Indonesia dan saya pun hingga tahun kedua masih mencoba untuk masuk STAN, salah satu sekolah impian saya.Tapi manusia hanyalah bisa berencana dan Tuhan-lah yang akan menentukan yang terbaik untuk kita. Saya benar-benar mengalami dan merasakan pernyataan itu. Setlah berjuang 9 semester, saya bisa merubah nilai-nilai saya yang jelek sehingga hanya tersisa « dua macam nilai » di transkrip saya. Saya juga tak pernah mengira saya bisa mendapatkan itu.

Kita hanya bisa berusaha, berdoa dan pasrah. Tuhan pasti akan memberikan yang lebih indah daripada yang kita minta. Dan saya akan terus melakukan itu untuk meraih mimpi-mimpi saya selanjutnya... Tetaplah berusaha sebaik mungkin yang dapat kita lakukan, meskipun cobaan terus datang, meskipun kekurangan terus menghambat, tapi teruslah berusaha ditambah berdoa dan yakin bahwa Tuhan akan membantu kita dari segala arah yang tak kan pernah kita duga sebelumnya...

Comments

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. Ya ampun Kak. Aku bayangin cerita ini sampe nangis tau.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah... Masa sih ? :D Makasih ya udah mampir dan kasih komen. Semoga bisa menginspirasi. hehe

      Delete
  3. Ka, memangnya kalo masuk sastra prancis sidang skripsinya pakai bahasa prancis juga?:D saya kelas 12 ada niat masuk sasper, nanya nanya boleh kan😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hey Khofifah.
      Sebagian dalam bahasa Prancis dan sebagian lagi bahasa Indonesia.
      Tapi tanya jawabnya dalam bahasa Indonesia kok ;)
      Boleh dong.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Belajar dari Kesuksesan Pocari Sweat!

Siapa sih yang ga kenal Pocari Sweat ? Ya, minuman isotonik itu sekarang udah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Minuman ini adalah pelopor minuman isotonik di negara asalnya Jepang dan di Indonesia. Tau ga sih kalo ternyata Pocari Sweat itu waktu awal produksinya mengalami kegagalan dan penolakan oleh masyarakat? Gimana sih asal mula diproduksinya minuman ini? Penasaran kan? Coba deh liat video di bawah ini. Dengan alur cerita yang sederhana tapi menarik, pasti kalian bisa ngerti asal mula minuman ini tercipta sampe keberhasilannya sekarang. Kita juga bakal dapet banyak pengetahuan dari video ini.    Gimana? Dah ditonton kan videonya? Inspiratif banget ya videonya! Ga nyangka juga kan ternyata Pocari Sweat muncul dari ide "cairan infus yang bisa diminum" untuk mengganti cairan tubuh yang hilang melalui keringat ketika kita beraktivitas dan ternyata Pocari Sweat mendapatkan kesuksesan dengan cara yang ga gampang.   Hikmah yang bisa saya petik dari video itu a

Sastra Perancis UNPAD

Aku sekarang kuliah di jurusan sastra Perancis UNPAD.Mungkin kebanyakan orang berpikir sastra itu mudah...Tapi kenyataannya tidak. Ilmu dari segala ilmu adalah filsafat, setelah itu dibawahnya adalah logika, dan dibawahnya adalah sastra, setelah itu lalu cabang-cabang ilmu lainnya.Untuk mendapatkan gelar doktor di jurusan sastra sangatlah sulit, tidak semudah jurusan kedokteran, psikologi, ekonomi atau ilmu2 lainnya. Sastra tidak sekedar mempelajari bahasa, tapi lebih dari itu. Ketika aku ingin memilih jurusan untuk SPMB, aku putuskan memilih sastra Perancis UNPAD di pilihan kedua karena aku sangat ingin bisa berbahasa Perancis, bahasa yang sangat romantis dan elegan menurutku. Tapi Om ku berkata, "les aja bahasa Perancis kalo mau bisa bahasanya." tapi aku juga ingin mempelajari kebudayaan dan sejarah Perancis, sebuah negara yang punya pengaruh besar di Eropa dan dunia. Dan yang ibukotanya menjadi pusat mode dunia dan mempunyai ikon yang populer, menara Eiffel. Seka